Marak Emiten Baru Jadi Saham Gocap, BEI Minta Publik Pahami Prospektus

Image title
11 Agustus 2020, 13:08
saham gocap, harga saham, bursa efek indonesia
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz
Petugas kebersihan melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.

Pandemi corona tak menghalangi banyak perusahaan untuk mencari pendanaan dari pasar modal. Salah satunya melalui penawaran saham publik perdana atau initial public offering (IPO). Namun tak sedikit emiten baru yang langsung menjadi saham gocap atau berada di posisi Rp 50 per lembar saham.

Menurut catatan Katadata.co.id beberapa emiten baru yang sahamnya kini berada pada level terendah Rp 50 per saham di antaranya Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS), Bhaktiagung Propertindo Tbk (BAPI), Capri Nusa Satu Properti Tbk (CPRI), Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA), dan paling anyar Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS).

Advertisement

Padahal rata-rata emiten baru menjadi perusahaan publik selama setahun bahkan kurang. Misalnya AYLS yang baru IPO 12 Februari 2020. Kemudian, POSA mencatatkan sahamnya pada 10 Mei 2019. Lalu, CPRI resmi masuk Bursa pada April 2019.

Begitu pun, dengan emiten properti BAPI yang melantai pada Agustus 2019 yang harga sahamnya terperosok ke zona saham gocap hanya setahun berselang. Serta TOPS yang IPO pada Juni 2017.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, Bursa telah menetapkan berbagai ketentuan terkait persyaratan fundamental dan persyaratan lainnya untuk dapat menjadi perusahaan tercatat. Tujuannya memastikan kualitas perusahaan yang tercatat di bursa agar tak menjadi saham gocap.

Meski demikian BEI tetap ingin memastikan seluruh perusahaan memiliki kesempatan untuk mendapatkan akses pendanaan melalui pasar modal. Oleh karena itu Bursa senantiasa menelaah pemenuhan persyaratan pencatatan calon perusahaan tercatat sesuai ketentuan yang berlaku.

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement