Laba Perusahaan Properti Anjlok hingga 60%, Bagaimana di Semester II?

Image title
12 Agustus 2020, 15:06
sektor properti, pandemi corona, corona, laba perusahaan properti
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Ilustrasi.

Mayoritas perusahaan properti mencatatkan penurunan kinerja di sepanjang semester I tahun ini. Pandemi corona atau Covid-19 menjadi penyebab turunnya permintaan di sektor ini.

Berdasarkan data yang dihimpun Katadata.co.id, kinerja emiten properti rata-rata mengalami penurunan pendapatan maupun laba bersih hingga 60% secara tahunan atau year on year (yoy) pada periode enam bulan pertama 2020.

Misalnya, PT Summarecon Agung Tbk pada semester I 2020 membukukan pendapatan sebesar Rp 2,18 triliun atau turun 18,35% secara tahunan (year on year/yoy) dibanding periode yang sama 2019 sebesar Rp 2,67 triliun.

Alhasil, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk alias laba bersih emiten SMRA ini anjlok 93,15% dari Rp 149,02 miliar menjadi Rp 10,2 miliar di semester I-2020.

Kemudian, pendapatan PT Ciputra Development Tbk turun hingga 10,84% yoy menjadi Rp 2,8 triliun, dengan pendapatan pra-penjualan (marketing sales) turun dari Rp 2,4 triliun menjadi Rp 2 triliun. Laba bersih emiten berkode CTRA ini pun anjlok 42,82% yoy menjadi Rp 169,51 miliar.

Lalu, emiten PT Pakuwon Jati Tbk mencetak penurunan pendapatan hingga 43,67% yoy menjadi Rp 1,97 triliun. Sedangkan laba bersih emiten berkode PWON ini terkoreksi 64,65% yoy menjadi Rp 482,55 miliar. Adapun marketing sales PWON di semester satu ini tercatat mencapai sekitar Rp 500 miliar.

Beberapa emiten bahkan mencatatkan kerugian, seperti PT Agung Podomoro Land Tbk yang membukukan kerugian bersih sebesar Rp 3 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, APLN masih mencatatkan laba bersih Rp 143,38 miliar.

Penurunan ini lantaran penjualan dan pendapatan usaha yang anjlok 12,01% menjadi Rp 1,72 triliun yoy dari sebelumnya Rp 1,95 triliun.

Sama halnya dengan PT Lippo Karawaci Tbk yang membukukan kerugian bersih hingga Rp 1,25 triliun seiring turunnya pendapatan bersihnya sebesar 2,4% yoy menjadi Rp 5,28 triliun dari sebelumnya Rp 5,41 triliun.

Prediksi Kinerja Semester II

Direktur PT Anugerah Mega Investasma Hans Kwee mengatakan kinerja emiten properti hampir seluruhnya tertekan. Dia menilai pandemi membuat pasar atau konsumen lebih mengutamakan kebutuhan pokok, seperti makanan dibandingkan aset properti.

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...