Laba Dua Raksasa Bisnis Rokok Anjlok Terpukul Corona dan Cukai

Image title
15 Agustus 2020, 09:05
kinerja industri rokok, pandemi corona, cukai rokok
Arief Kamaludin|KATADATA
Kinerja industri rokok cukup terpukul pada semester I tahun ini imbas pandemi corona yang menekan penjualan serta tambahan beban kenaikan cukai rokok.

Industri rokok menjadi salah satu sektor yang terdampak krisis pandemi corona atau Covid-19. Pasalnya kinerja dua pemain besar industri ini anjlok seiring penjualan yang turun dan beban tambahan dari kenaikan cukai rokok sejak awal tahun ini.

Laba bersih PT Gudang Garam Tbk (GGRM) merosot 10,74% secara tahunan atau year on year (yoy) pada semester I tahun ini menjadi Rp 3,82 triliun dibandingkan Rp 4,28 triliun pada semester I 2019. Sedangkan PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP) labanya turun 2,83% yoy menjadi Rp 4,88 triliun dari sebelumnya Rp 6,77 triliun.

Advertisement

Sebagai informasi, Sampoerna menguasai 29,6% pangsa pasar di segmen sigaret kretek mesin, 57,2% pangsa pasar di segmen rokok putih, dan 36,3% pangsa pasar di segmen sigaret kretek tangan.

Sementara Gudang Garam secara keseluruhan menguasai pangsa pasar penjualan rokok nasional sebesar 25,6%. Rinciannya 30,8% pada produk sigaret kretek mesin rendah tar nikotin, 16,9% di segmen sigaret kretek tangan, 44,8% pada segmen sigaret kretek mesin FF, serta 5,3% pada segmen rokok non-kretek atau rokok putih (SPM).

Mengutip laporan keuangan Gudang Garam, pendapatan semester I 2020 tercatat sebesar Rp 53,65 triliun, naik 2,23% yoy dibandingkan raihan pendapatan semester I 2019 sebesar Rp 52,74 triliun. Meski demikian, beban pokok pendapatan naik lebih tinggi sebesar 5,15% yoy menjadi Rp 44,99 triliun.

Beban pokok didorong kenaikan pada pos pita cukai, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan pajak rokok yang naik 6,7% yoy menjadi Rp 35,77 triliun dari sebelumnya Rp 33,52 triliun.

Alhasil, laba bersih perseroan sepanjang semester I 2020 turun 10,74% menjadi Rp 3,82 triliun. Sebelumnya, pada semester I 2019, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 4,28 triliun.

Sementara merosotnya laba bersih Sampoerna lantaran penjualan rokoknya sepanjang semester I turun sebesar 11,8% menjadi Rp 44,73 triliun dibandingkan periode yang sama sebelumnya Rp 50,71 triliun.

Meski demikian, masih ada emiten rokok yang masih mampu bertahan di tengah hantaman pandemi dan kenaikan cukai rokok dengan membukukan pertumbuhan laba lebih dari 300% pada semester I 2020.

Laba bersih PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) meroket 324,39% yoy pada semester I, menjadi Rp 4,58 miliar. Lonjakan laba ini lantaran pendapatan yang naik 27,39% menjadi Rp 100,92 miliar.

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement