Pasien Takut Datang karena Corona, Bisnis RS di Semester I Terpuruk

Image title
24 Agustus 2020, 14:24
rumah sakit, virus corona, kinerja, emiten
Katadata | Agung Samosir
Jaringan rumah sakit milik PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) yang pada semester I tahun ini merugi Rp 130 miliar imbas pandemi corona.

Pandemi corona membuat pendapatan dan laba semua sektor usaha menurun, tak terkecuali bisnis pengelola rumah sakit. Empat emiten pengelola jaringan rumah sakit terbesar di Indonesia mengalami penurunan kinerja bahkan hingga merugi pada periode semester I tahun ini.

Seperti Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) yang mencatatkan penurunan pendapatan hingga 58,71% secara tahunan atau year on year (yoy) pada semester I 2020 menjadi Rp 215,67 miliar.

Advertisement

Perusahaan pengelola jaringan rumah sakit OMNI Hospitals ini pun harus menanggung rugi Rp 47,45 miliar, berkebalikan dari raihan laba sebesar Rp 4,84 miliar pada semester I tahun sebelumnya.

Senasib OMNI Hospitals, Siloam International Hospitals Tbk (SILO) juga mencatatkan kerugian pada periode enam bulan pertama tahun ini. Emiten pengelola jaringan rumah sakit Siloam Hospital Group ini mencatatkan rugi Rp 130,04 miliar.

Padahal setahun sebelumnya SILO masih membukukan laba Rp 4,89 miliar, dan kinerja positif tersebut berlanjut hingga kuartal I tahun ini dimana perusahaan membukukan keuntungan Rp 16,19 miliar atau naik 386,19% yoy dari Rp 3,33 miliar.

Salah satu faktor yang membuat anak usaha Lippo Karawaci ini merugi pada semester I ini lantaran turunnya penurunan jumlah pasien rawat inap menjadi 100.298 pasien, atau turun 18,2% yoy dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 122.572 pasien.

Sementara itu, pasien rawat jalan juga turun 18,7% yoy menjadi 1.066.161 pasien dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 1.310.856 pasien.

Sementara itu, emiten rumah sakit lainnya yakni Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 3,13% yoy menjadi Rp 1,73 triliun sehingga labanya terkikis 16,37% yoy menjadi Rp 104,24 miliar. Meski demikian seluruh jaringan rumah sakit Hermina masih mencatatkan bed occupancy 56,4%.

Selanjutnya, Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) laba bersihnya pada semester I 2020 turun hingga 19,7% yoy, dari Rp 359,1 miliar menjadi Rp 288,7 miliar. Berdasarkan laporan keuangan semester I 2020, Mitra Keluarga membukukan penurunan pendapatan bersih sebesar 8,83% yoy menjadi Rp 1,44 triliun dari sebelumnya Rp 1,58 triiun.

Rinciannya, pendapatan dari rawat inap turun turun 6,2% yoy menjadi Rp 934,2 miliar dari sebelumnya Rp 996,3 miliar, sedangkan pendapatan dari rawat jalan turun 13,6% yoy menjadi Rp 507 miliar dari sebelumnya Rp 588 miliar.

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement