Amunisi IHSG di Bursa Saham Menembus dan Bertahan di Level 6.000

Happy Fajrian
15 Desember 2020, 18:18
ihsg, pemulihan ihsg, omnibus law,
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (11/12/2020).

Indeks harga saham gabungan (IHSG) sukses bertahan di level 6.000 selama dua hari terakhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hari Selasa (15/12) ini indeks memang turun tipis 0,04% ke level 6.010,13, setelah hari sebelumnya mampu naik 1,25% ke posisi 6.012,52.

"Hari ini indeks ditutup melemah tipis karena adanya aksi profit taking setelah indeks menembus level psikologis 6.000," kata analis Indo Premier Sekuritas Mino di Jakarta. Dia pun optimistis IHSG bisa bertahan di level 6.000 selama sepekan ke depan.

Advertisement

Dengan demikian, indeks saham dalam negeri telah naik hingga 2.072,45 poin atau 52,63% dari posisi terendahnya tahun ini di level 3.937,63 pada Maret. Meski demikian IHSG masih belum melewati posisi tertingginya yang dicapai pada Januari di level 6.325,41.

Ketidakpastian wabah virus corona, yang kemudian dinyatakan sebagai pandemi global oleh WHO, menyebabkan seluruh bursa saham global berguguran. Bahkan kejatuhan bursa saham global telah dimulai sejak Februari, sebelum WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemi.

Ini berarti IHSG hanya membutuhkan waktu sekitar sembilan bulan untuk kembali ke level sebelum terjadinya pandemi, jauh lebih cepat dari perkiraan sejumlah analis yang mengatakan IHSG membutuhkan waktu antara dua sampai tiga tahun untuk kembali ke level 6.000-an.

Head of Research & Strategy JP Morgan Indonesia, Henry Wibowo mengungkapkan ada beberapa faktor pendorong pemulihan kilat IHSG. Salah satunya yaitu pengesahan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) pada Oktober lalu.

DPR mengesahkan UU Ciptaker pada 5 Oktober, dan mulai diundangkan pada 2 November 2020. “Itu katalis utama karena sejak itu pasar modal kita sudah rally lebih dari 20%,” ujarnya pada sebuah acara webinar.

Benar saja, sejak DPR mengumumkan pengesahan UU Ciptaker, IHSG bergerak relatif landai di kisaran 4.900-an hingga 5.100-an. Namun ketika UU tersebut diundangkan pada 5 November, IHSG langsung melesat naik 3,04%, dari level 5.105,19 pada penutupan Rabu (4/11) ke 5.260,33 keesokan harinya.

Adapun hingga penutupan pada hari ini, indeks telah naik 904,03 poin atau 17,72%. “Padahal beberapa bulan lalu kita berpikir indeks akan sangat susah untuk kembali ke 6.000, butuh dua hingga tiga tahun, karena sempat turun ke 3.800,” kata dia.

Faktor pendorong berikutnya adalah hasil pemilihan umum di Amerika Serikat (AS), dimana mantan wakil presiden AS Joe Biden keluar sebagai pemenang. Menurut Henry, terpilihnya Biden menyuntikkan optimisme ke pasar modal dan akan mendorong dana asing kembali mengalir ke Indonesia.

“Modal asing yang tadinya all about America, sudah mulai kembali ke emerging market, ke Asia Tenggara, ke Indonesia,” kata dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement