Riset: Hampir Separuh Nasabah Meragukan Keamanan Digital Perbankan

Fahmi Ahmad Burhan
3 Maret 2021, 20:02
Digital e-commerce
Arief Kamaludin | KATADATA
Layanan digital mobile banking milik BCA. Hasil riset yang dilakukan penyedia teknologi keamanan siber F5 Indonesia menunjukkan banyak nasabah yang tidak percaya pada sistem keamanan siber perbankan.

Perusahaan penyedia teknologi keamanan siber F5 Indonesia mengungkapkan bahwa hampir separuh atau 43% nasabah di Indonesia belum percaya pada sistem keamanan layanan jasa keuangan, terutama perbankan.

Pasalnya, bank kerap mendapatkan serangan siber berupa pencurian data pribadi atau serangan bermodus denial-of-service attack (DDoS).

Advertisement

Country Manager F5 Indonesia Surung Sinamo mengatakan keamanan siber sangat penting diperhatikan seiring dengan pertumbuhan sektor keuangan yang masif. Hal tersebut agar sektor perbankan tidak menjadi sasaran serangan siber.

"Berdasarkan riset F5, masih banyak nasabah Indonesia yang belum percaya akan keamanan siber di sektor perbankan itu. Hanya sekitar 57% saja nasabah yang percaya bahwa perbankan cukup efektif dalam menjaga keamanan siber," katanya dalam acara konferensi pers virtual pada Rabu (3/3).

Ia mengatakan, masyarakat Indonesia masih ragu terhadap keamanan perbankan karena berkaca pada kasus serangan siber yang terjadi. Padahal, masih banyak serangan siber yang dialami di industri perbankan hingga saat ini. Simak jumlah kejahatan siber di Indonesia pada databoks berikut:

Pola yang paling banyak dilakukan yaitu pencurian data pribadi mulai dari nama nasabah, alamat, hingga rekening bank dan nama ibu kandung. Data itu kemudian dijual secara daring atau online di dark web atau digunakan untuk melakukan tindakan kriminal lainnya.

Sebagai informasi dark web merupakan bagian terdalam di internet yang berisi banyak forum untuk melakukan berbagai aktivitas ilegal, salah satunya jual beli data pribadi. Dark web hanya bisa diakses menggunakan perangkat lunak (software), konfigurasi atau otorisasi tertentu.

Serangan pencurian data pribadi itu menyumbang 41% dari semua serangan terhadap organisasi jasa keuangan selama periode tiga tahun penuh. Kemudian ada juga serangan dengan modus DDoS yang menyumbang 32% dari semua insiden yang dilaporkan.

DDos dilakukan dengan cara membanjiri lalu lintas jaringan internet pada server. Serangan ini dapat menyebabkan kerusakan dari akun pengguna yang terkompromi hingga gangguan server yang ditargetkan. Pada perusahaan jasa keuangan serangan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan hilangnya kepercayaan nasabah.

Simak dampak serangan siber terhadap perusahaan pada databoks berikut:

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

The pandemic has led Indonesia to revisit its roadmap to the future. This year, we invite our distinguished panel and audience to examine this simple yet impactful statement:

Reimagining Indonesia’s Future

Join us in envisioning a bright future for Indonesia, in a post-pandemic world and beyond at Indonesia Data and Economic Conference 2021. Register Now Here!

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement