Rupiah Anjlok ke 14.623 per Dolar, Terimbas Pengetatan Moneter The Fed

Abdul Azis Said
13 Mei 2022, 09:33
nilai tukar rupiah, the fed, dolar
ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI
Seorang petugas bank menghitung mata uang dolar Amerika Serikat (AS).

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 16 poin ke Rp 14.614 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot pagi ini, Jumat (13/5). Pelemahan rupiah berlanjut usai komentar terbaru bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) terkait pengetatan moneter yang akan lebih agresif demi menekan inflasi.

Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan pelemahan ke Rp 14,623 pada pukul 09.15 WIB. Ini semakin jauh dari level penutupan kemarin sebesar Rp 14.598 per dolar AS. Mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah terhadap dolar.

Yen Jepang anjlok 0,62% disusul yuan Cina 0,37%, rupee India 0,24%, ringgit Malaysia 0,06% dan dolar Singapura 0,05%. Sementara, dolar Taiwan dan won Korea Selatan kompak menguat 0,11%, peso Filipina 0,06%, baht Thailand 0,01%, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah masih akan tertekan ke arah Rp 14.650, dengan potensi support di kisaran Rp 14.550 per dolar AS. Pergerakan kurs garuda hari ini masih dibayangi ekspektasi pengetatan moneter yang agresif di Amerika Serikat.

Gubernur The Fed kembali muncul dengan komentarnya terkait langkah lebih agresif akan kembali diambil untuk meredam inflasi yang kini mendekati level tertingginya dalam 40 tahun.

Dikutip dari CNBC Internasional, semalam, Powell mengatakan pengendalian inflasi menuju 2% menjadi prioritas utama bank sentral saat ini. Ia tidak menjanjikan 'soft landing' bagi perekonomian karena The Fed menaikkan suku bunga.

"Pasca pernyataan Powell ini, indeks dollar AS terlihat menguat ke level tertinggi sejak Desember 2002 di kisaran 104.92," ujar Ariston, Jumat (13/5).

Seperti diketahui, The Fed sudah menaikkan bunga acuan sebanyak dua kali tahun ini. Kenaikan pertama pada Maret sebesar 25 bps, serta kenaikan lebih agresif pada pekan lalu sebesar 50 bps. Pasar memperkirakan kenaikan 50 bps masih akan terjadi pada pertemuan bulan depan dan masih akan ada kenaikan bunga sampai akhir tahun.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...