PLN Gandeng Bank BUMN Permudah Kredit Pembelian Kendaraan Listrik
Perusahaan Listrik Negara (PLN) bekerja sama dengan Himpunan Bank Negara (Himbara) menyepakati adanya kebijakan kredit kepemilikan kendaraan listrik untuk mendukung pengembangan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) nasional.
Kerja sama ini berfokus pada pembiayaan kepemilikan kendaraan listrik serta pengembangan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Kesepakatan ini tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani oleh Direksi PLN bersama Direksi Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, dan Bank Tabungan Negara (BTN) saat perhelatan forum Energy Transition Working Grup (ETWG) 2 di Labuan Bajo pada Jumat (24/6).
Sekertaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan, untuk bisa mencapai target Net Zero Emission pada 2060 mendatang perlu kolaborasi semua pihak. Salah satu program yang perlu didukung yaitu membangun ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KLBB).
"Ini upaya bersama untuk bisa meningkatkan energi bersih, menekan emisi karbon dan sekaligus menghemat devisa dan menekan angka impor minyak," kata Ego dalam keterangan pers, Jumat (24/6).
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan salah satu upaya bersama untuk mengurangi emisi karbon salah satunya dengan masifnya kendaraan listrik.
Ia menambahkan, untuk bisa mencapai hal tersebut perlu adanya kolaborasi bersama, salah satunya dengan Himbara yang menjadi salah satu akses pembiayaan murah bagi masyarakat.
"Kolaborasi ini sangat penting bagi kita semua untuk bisa menciptakan lingkungan bagi generasi mendatang yang lebih baik. Kami sangat mengapresiasi langkah aktif Himbara dalam memasifkan kendaraan listrik di Indonesia," ujar Darmawan.
Tak hanya kredit kepemilikan kendaraan listrik, PLN saat ini membuka juga peluang kerja sama pihak swasta untuk memasifkan SPKLU. Untuk itu, PLN menggandeng Himbara agar dapat memberikan kredit kepada swasta yang ingin bekerja sama dengan PLN dalam pembangunan SPKLU.
PLN tahun ini sudah menyiapkan 400 unit motor listrik yang akan digunakan sebagai kendaraan operasional. Ini juga menjadi salah satu cara PLN untuk mengkampanyekan motor listrik ke masyarakat.
"Untuk memudahkan pelanggan melakukan transaksi pengisian kendaraan listrik di SPKLU, dalam kerja sama dengan Himbara ini nantinya metode payment terintegrasi dengan bank yang tergabung dalam Himbara," sambungnya.
Hingga Mei 2022, PLN telah membangun 129 unit SPKLU yang terdiri dari SPKLU Fast Charging dan Ultra Fast Charging yang tersebar di 98 titik.
"Targetnya, hingga akhir tahun nanti kami sudah menganggarkan akan menambah 40 unit SPKLU lagi untuk bisa memudahkan masyarakat dalam mengisi kendaraan listriknya," ujar Darmawan.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan, BNI juga berkomitmen mendukung pengembangan green ecosystem, salah satunya adalah dengan turut mengembangkan KBLBB melalui bundling produk perbankan.
"Produk perbankan dimaksud adalah dengan memberikan skim khusus pembiayaan kepemilikan Kendaraan Bermotor Listrik, pembiayaan penyediaan SPKLU, serta menyediakan SPKLU di area BNI dan di beberapa lokasi lainnya," ucapnya.
Sementara, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati menegaskan komitmen Bank Mandiri dalam mendukung pengembangan EBT di Indonesia. Hal ini sudah ditunjukkan dengan Bank Mandiri sebagai BUMN non-PLN Group pertama yang menempatkan instalasi SPKLU di lingkungan kantor pusat perseroan.
"Keberadaan SPKLU ini merupakan bagian dari rangkaian inisiatif perseroan dalam membentuk ekosistem EBT yang saling melengkapi, di mana Bank Mandiri juga telah memiliki beberapa kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional," ujar Susana.
Selain SPKLU ini, lanjut Susana, Bank Mandiri juga konsisten mendukung pengembangan EBT di Indonesia tidak hanya melalui pemasangan SPKLU, namun juga telah bersinergi dengan PLN dan mitra Mandiri dalam memasarkan dan membiayai mobil listrik melalui anak perusahaan, Mandiri Tunas Finance.
"Dukungan lainnya juga terlihat melalui penyaluran pembiayaan untuk sejumlah proyek pengembangan seperti pembiayaan pembangkit listrik tenaga mikro hidro dan pemasaran produk-produk EBT seperti mobil listrik, solar panel hingga kompor induksi," tukas Susana.