Ekspor Tertekan, Surplus Neraca Dagang Januari 2023 Diramal Turun
Mayoritas ekonom memperkirakan surplus neraca dagang Januari 2023 kembali menyusut dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini lantaran kinerja ekspor akan dipengaruhi penurunan harga komoditas dan permintaan global, sementara perbaikan manufaktur di dalam negeri mendorong permintaan barang impor.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data neraca dagang awal tahun hari ini pukul 11.00 WIB. Tiga ekonom yang dihubungi Katadata.co.id memperkirakan surplus akan lebih rendah dari bulan sebelumnya, berkisar US$ 3,2-3,8 miliar.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan surplus neraca dagang Januari 2023 akan sedikit menyusut menjadi US$ 3,83 miliar dari bulan sebelumnya US$ 3,89 miliar.
Ekspor diperkirakan tumbuh 11,9% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 6,58%. Hal ini didorong masih kuatnya ekspor komoditas seperti batu bara. Namun berlanjutnya penurunan harga membuat pertumbuhan ekspor tak setinggi tahun lalu.
Impor diperkirakan turun 3,2% dibandingkan tahun sebelumnya, namun tidak sedalam Desember 2022 yang turun 6,6%. "Impor sesuai pola musiman. Biasanya aktivitas ekonomi di awal tahun masih belum kuat jadi impor masih rendah," kata David, Selasa (14/2).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan surplus dagang bulan lalu akan menyusut lebih dalam menjadi US$ 3,27 miliar. Penyebabnya, kata dia, karena penurunan nilai ekspor secara bulanan lebih dalam dibandingkan penurunan impor.