Permintaan Domestik Melemah, Ekonomi Cina Deflasi 0,2% pada Oktober

 Zahwa Madjid
10 November 2023, 13:31
deflasi, cina, inflasi, ekonomi cina
ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie/aww.
Sejumlah warga mengunjungi pasar grosir kacamata yang dibuka kembali setelah sebelumnya ditutup total di Panjiayuan, Beijing, Cina, Minggu (12/6/2022).

Ekonomi Cina mencatatkan deflasi pada Oktober 2023 seiring melemahnya permintaan domestik. Sementara deflasi di tingkat pabrik semakin dalam menimbulkan keraguan terhadap peluang pemulihan ekonomi secara luas.

Melansir Reuters, data dari Biro Statistik Nasional (NBS) menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) turun 0,2% di bulan Oktober secara tahunan atau year-on-year dan turun 0,1% dari bulan September.

Angka ini disebabkan oleh penurunan harga daging babi yang turun 30,1%. Lebih dalam dari penurunan 22% pada September, di tengah kelebihan pasokan daging babi dan lemahnya permintaan.

Inflasi inti yang tidak termasuk harga makanan dan bahan bakar pun melambat menjadi 0,6% pada Oktober dari 0,8% pada September. Hal ini menunjukkan Cina terus berjuang melawan kekuatan disinflasi dan risiko gagal tercapainya target inflasi utama setahun penuh yang ditetapkan pemerintah sekitar 3%.

Harga konsumen mengalami deflasi pada Juli dan kembali ke wilayah positif pada Agustus namun mendatar pada September. Deflasi pabrik berlanjut selama 13 bulan berturut-turut di bulan Oktober.

Dikombinasikan dengan indikator-indikator ekonomi lainnya, data pada kuartal keempat sejauh ini menunjukkan bahwa pemulihan yang berarti di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini masih sulit dilakukan.

Indeks harga produsen (PPI) turun 2,6% tahun ke tahun dibandingkan penurunan 2,5% di bulan September. Para ekonom memperkirakan penurunan sebesar 2,7% pada bulan Oktober.

“Data menunjukkan upaya melawan disinflasi yang terus-menerus di tengah lemahnya permintaan masih menjadi tantangan bagi para pembuat kebijakan Cina,” kata kepala ekonom di Jones Lang Lasalle, Bruce Pang seperti dikutip Reuters, Jumat (10/11).

“Bauran kebijakan yang tepat dan langkah-langkah yang lebih mendukung diperlukan untuk mencegah perekonomian dari penurunan ekspektasi inflasi yang dapat mengancam kepercayaan dunia usaha dan belanja rumah tangga.”

Sebelumnya otoritas Cina berulang kali membantah risiko deflasi. “Tidak ada deflasi di Cina dan tidak akan ada deflasi di masa depan,” kata seorang pejabat biro statistik pada Agustus lalu.

Cina telah meningkatkan langkah-langkah untuk mendukung perekonomian yang lebih luas, termasuk penerbitan obligasi negara sebesar 1 triliun yuan (US$ 137,43 miliar) dan langkah yang memungkinkan pemerintah daerah untuk memenuhi sebagian kuota obligasi mereka pada 2024.

Namun krisis properti, risiko utang daerah, dan perbedaan kebijakan dengan negara-negara Barat semuanya mempersulit proses pemulihan.

Meski begitu, impor Cina secara tak terduga tumbuh pada Oktober sementara ekspor berkontraksi lebih cepat. Sementara itu, purchasing managers' index menunjukkan aktivitas pabrik secara tak terduga mengalami kontraksi dan aktivitas jasa melambat pada bulan lalu.

Cina juga mencatat defisit triwulanan yang pertama kalinya dalam investasi asing langsung (FDI), yang menggarisbawahi tekanan arus keluar modal setelah langkah “pengurangan risiko” pemerintah Barat.

“Kami memperkirakan perekonomian Cina tumbuh 5% pada tahun 2023, sesuai dengan target yang ditetapkan otoritas, diikuti pertumbuhan sebesar 4,0% pada tahun 2024 dan 2025,” kata Moody's. ”Namun, kami melihat risiko penurunan terhadap tren pertumbuhan Cina karena faktor struktural.”

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...