Lima Penyebab Iran Catatkan Tingkat Kematian Tertinggi Akibat Corona

Hari Widowati
28 Februari 2020, 11:46
virus corona, penyebaran virus corona di Iran, tingkat kematian tertinggi akibat virus corona, wakil presiden Iran positif corona, wakil menkes Iran terkena virus corona
123RF.com/Maurizio Giovanni Bersanelli
Suasana di salah satu pasar tradisional di Kota Tehran, Iran. Angka kematian akibat virus corona di Iran mencapai 11%, tertinggi di dunia.

Iran mencatat jumlah kematian terbanyak kedua setelah Tiongkok akibat infeksi virus corona (Covid-19). Namun, tingkat kematian (mortality rate) akibat virus corona di Iran yang mencapai 11%, jauh di atas Tiongkok yang sebesar 3,5%.

Seperti dilansir NBC News, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran mengatakan, ada 26 warganya yang meninggal dunia dari 245 kasus infeksi virus corona yang ditemukan di negara tersebut, Kamis (27/2). Sementara di Tiongkok, jumlah korban jiwa mencapai 2.747 orang dari total 78.497 kasus positif virus corona.

Korea Selatan, yang menjadi negara kedua dengan jumlah kasus infeksi terbanyak, melaporkan pasien corona yang meninggal dunia sebanyak 13 orang dari 1.766 kasus yang terkonfirmasi. Ini berarti tingkat kematian akibat virus corona di Korsel di bawah 1%.

Wakil Presiden Iran untuk Urusan Wanita dan Keluarga, Masoumeh Ebtekar, merupakan tokoh yang baru-baru ini dinyatakan positif mengalami infeksi virus corona. Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Iran Iraj Harirchi dinyatakan positif terjangkit virus corona pada Rabu (26/2). Selain kedua tokoh tersebut, dua anggota parlemen Iran juga positif terkena virus corona.

(Baca: Wakil Presiden hingga Ketua Komisi di Parlemen Iran Positif Corona)

Apa yang menyebabkan penyebaran virus corona di Iran terjadi dengan cepat dan menimbulkan banyak korban jiwa? Berikut ini beberapa alasannya.

1. Tidak ada karantina di kota-kota yang ditemukan kasus infeksi Covid-19

Penyebaran virus corona diperkirakan bermula dari Kota Qom, kota metropolitan terbesar ketujuh di Iran, pekan lalu. Qom berada sekitar 140 km dari Teheran, ibu kota negara Iran. Kasus infeksi corona ini belum diketahui asalnya karena tidak terkait dengan pendatang dari Tiongkok maupun Kota Wuhan, yang menjadi pusat penyebaran virus tersebut. Sejak saat itu, penyebaran virus corona di Iran telah mencapai tujuh provinsi lainnya.

Iran menerapkan larangan untuk berkunjung ke beberapa situs suci dan membatalkan pelaksanaan salat Jumat di beberapa masjid setempat. Namun, Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan belum ada rencana untuk mengkarantina kota-kota yang melaporkan kasus infeksi virus corona.

(Baca: Wakil Menteri Kesehatan Iran Tertular Virus Corona)

2. Perbatasan yang terbuka dengan negara-negara lain

Para pakar kesehatan yang diwawancarai NBC News menyatakan, Iran bisa menjadi pusat penyebaran virus corona di Timur Tengah. Selain masalah kurangnya pasokan masker dan hand sanitizer, Iran memiliki perbatasan yang terbuka dengan negara-negara yang kondisinya kurang stabil karena peperangan atau gejolak lainnya. Irak, Kuwait, Oman, dan Afganistan melaporkan kasus pertama infeksi corona setelah sang pasien mengunjungi Iran.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...