Para Peneliti Berpacu dengan Waktu Ciptakan Vaksin Virus Corona

Hari Widowati
30 Januari 2020, 06:05
vaksin virus corona, cara pengobatan virus corona, penelitian vaksin corona, wabah virus corona Wuhan, Tiongkok
ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter
Sejumlah perawat memakai pakaian pelindung di RS First People di Yueyang, Provinsi Hunan, yang berdekatan dengan Provinsi Hubei, yang diisolasi sebagian akibat wabah virus corona baru.

Wabah virus corona telah menginfeksi sekitar 6.000 orang dan menewaskan lebih dari 130 jiwa di Tiongkok. Para peneliti dari berbagai negara harus berpacu dengan waktu untuk menciptakan vaksin yang dapat memerangi virus berkode nCov-2019 tersebut.

Kamis (23/1) lalu, Koalisi Inisiatif Kesiapan Epidemi (CEPI) di Tiongkok mengumumkan inisiasi tiga program untuk mengembangkan vaksin terhadap virus corona baru atau nCoV-2019. Program-program ini memanfaatkan platform respons cepat yang didukung oleh CEPI dan kemitraan baru. Tujuannya, untuk memajukan kandidat vaksin nCoV-2019 ke dalam pengujian klinis secepat mungkin.

Advertisement

Upaya pengembangan vaksin nCoV-2019 akan dibangun berdasarkan kemitraan yang sudah ada dengan Inovio dan The University of Queensland yang berlokasi di Brisbane, Australia. Selain itu, CEPI juga mengumumkan kemitraan baru dengan Moderna, Inc dan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Amerika Serikat (AS).

Seperti dilansir New York Times, masing-masing perusahaan memiliki metode tersendiri untuk mengembangkan vaksin mereka. Inovio, yang juga mengembangkan vaksin untuk MERS, menggunakan teknologi berbasis DNA. Johnson & Johnson memberikan vaksin melalui adenovirus, yang dapat menyebabkan gejala seperti pilek tetapi tidak berbahaya. Selain itu, para peneliti di Universitas Queensland menguji partikel yang meniru struktur virus.

“Kami tidak tahu pendekatan vaksin mana yang akan berhasil pada tahap ini. Kami harus mencoba segala kemungkinan dengan seluruh kemampuan kami,” kata Gregory Poland, pakar vaksin di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, Selasa (28/1).

(Baca: Korban Meninggal Virus Corona di Tiongkok Bertambah jadi 132 Orang)

Berawal dari DNA Virus Corona

Pada awal Januari lalu ketika penyakit pneumonia merebak di Wuhan, Wakil Direktur Pusat Penelitian Vaksin di Institut Kesehatan Nasional (NIH) Barney Graham mendesak para ilmuwan dan pemerintah Tiongkok untuk berbagi susunan genetik virus. Hal ini akan memungkinkan timnya memulai uji coba untuk mengembangkan vaksin.

Setelah informasi tersebut disebarkan oleh Tiongkok pada basis data publik, dalam beberapa jam saja Graham dan timnya telah menunjuk dengan tepat huruf-huruf kode genetik yang dapat digunakan untuk membuat vaksin.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement