Dampak Ekonomi Konflik AS-Iran, Harga Minyak hingga Bitcoin Melonjak

Hari Widowati
6 Januari 2020, 16:15
dampak ekonomi konflik As-Iran, harga minyak melonjak akibat konflik Iran-AS, konflik Timur Tengah, harga emas, bitcoin, bursa saham global, yen
ANTARA FOTO/REUTERS/Alaa al-Marjani
Pelayat menghadiri upacara pemakaman Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Elite Quds dari Garda Revolusioner, yang tewas dalam serangan udara di bandara Baghdad, di Kuil Suci Imam Ali di Najaf, Irak, Sabtu (4/1/2020).

Memanasnya konflik geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran dipicu serangan udara AS yang menewaskan Mayor Jenderal Qassem Suleimani, Komandan Pasukan Elite Quds Iran di Baghdad, Irak. Konflik ini menyebabkan harga minyak dunia, emas, hingga bitcoin melonjak. Sebaliknya, sejumlah bursa saham rontok karena sentimen negatif yang ditimbulkan konflik AS-Iran.

Peningkatan tensi geopolitik di Timur Tengah menimbulkan kekhawatiran terhadap potensi gangguan pasokan minyak dari kawasan tersebut. Apalagi, Iran diperkirakan akan menyiapkan serangan balasan ke AS.

Seperti dilansir cnbc.com, harga minyak Brent naik US$ 2,42 atau 3,6% ke level US$ 68,67 per barel pada Jumat (3/1). Sebelumnya, harga minyak Brent sempat menyentuh level US$ 69,5 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik US$ 1,87 atau 3% ke level US$ 63,05 per barel. Pada sesi perdagangan sebelumnya, harga minyak WTI menyentuh level US$ 64,09 per barel, level tertinggi sejak April 2019.

Hingga Senin (6/1) pukul 14.30 WIB, harga minyak Brent melanjutkan kenaikan hingga ke level US$ 69,92 per barel. Adapun harga minyak WTI juga naik tipis ke level US$ 64,17 per barel.

(Baca: Harga Minyak Melonjak Akibat Panasnya Tensi Hubungan AS dan Iran)

Selain minyak, investor juga memburu emas sebagai salah satu aset yang dianggap aman (safe haven). Harga emas di pasar spot naik 1,5% ke level US$ 1.551,3 per ounce pada Jumat (3/1) pagi. Angka tersebut mendekati level tertinggi yang dicapai emas pada April 2013. Laju harga emas berlanjut ke level US$ 1.572,3 per ounce, hingga Senin (6/1) pukul 14.45 WIB.

Seperti dilansir Reuters, AS mendeteksi pasukan rudal Iran dalam kondisi siaga satu ketika Presiden AS Donald Trump menyatakan AS akan menyerang balik jika Iran membidik warga atau aset-aset AS di luar negeri. Di sisi lain, Iran juga tak mau kalah. Mereka siap membalas kematian Soleimani.

Beredar kabar yang menyebutkan ada pihak yang menawarkan hadiah senilai US$ 80 juta atau sekitar Rp 1,12 triliun untuk kepala Donald Trump. Namun, kabar ini belum dapat dikonfirmasi kebenarannya. Sementara itu, Uni Eropa, Inggris, dan Oman mendesak AS dan Iran melakukan upaya-upaya diplomatik untuk meredam konflik geopolitik di Timur Tengah.

(Baca: Bendera Merah Berkibar, Iran Siap Balas Serangan AS)

Yen dan Bitcoin Berjaya

Mata uang yen Jepang juga tak lepas dari incaran investor. Seperti halnya emas, yen juga dianggap sebagai aset safe haven. Menurut Investing.com, nilai tukar yen terhadap dolar AS menguat 0,3% ke level 107,82 yen per dolar AS pada awal perdagangan Senin (6/1). Ini merupakan level tertinggi sejak Oktober 2019.

Para pialang yang mentransaksikan mata uang virtual, bitcoin, turut menikmati kenaikan harga yang signifikan. Menurut coindesk.com, harga bitcoin melonjak 5% pada Jumat (3/1) lalu, ke level US$ 7.300 atau sekitar Rp 102,2 juta per koin. Kenaikan harga bitcoin berlanjut hingga mencapai US$ 7.548 atau sekitar Rp 104,8 juta per koin.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...