Kartika Wirjoatmodjo, Bankir yang Ditunjuk Jadi Wakil Menteri BUMN

Hari Widowati
25 Oktober 2019, 11:54
Kartika Wirjoatmodjo, profil Kartika Wirjoatmodjo, dirut Bank Mandiri, wamen BUMN, kabinet jokowi-maruf, kabinet indonesia maju
Dok. Bank Mandiri
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo ditunjuk menjadi wakil menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jumat (25/10).

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo terlihat mendatangi Istana Kepresidenan, Jakarta pada Jumat (25/10). Ia mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam seperti yang dikenakan para calon menteri ketika dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (22/10) lalu.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, ia telah mengajukan nama Kartika sebagai salah satu dari empat nama calon wakil menteri yang diajukannya ke presiden. Pengalaman Tiko --sapaan akrab Kartika Wirjoatmodjo-- sebagai bankir dinilai menjadi faktor kuat yang mendukung perannya nanti di Kementerian BUMN.

Advertisement

Tiko lahir di Surabaya, 18 Juli 1973. Sarjana akuntansi dan keuangan dari Universitas Indonesia (UI) ini memiliki karier yang cemerlang di sektor keuangan. Ia menapaki kariernya sebagai konsultan pajak dan akuntan di RSM AAJ pada 1995-1996. Ia juga pernah menjadi konsultan senior di Price Waterhouse Coopers (PwC) Financial Services lalu menjadi konsultan di Boston Consulting Group (BCG), perusahaan global yang berkantor pusat di Amerika Serikat (AS).

Pria yang menuntaskan pendidikan pascasarjananya di Rotterdam School of Management, Erasmus University, Belanda ini dipercaya menjadi Grup Head Strategy di Bank Mandiri pada 2003-2008. Kemudian, ia dipromosikan menjadi Managing Director PT Mandiri Sekuritas pada 2008-2011. Selepas dari Mandiri Sekuritas, Tiko ditugaskan menjadi direktur utama Indonesia Infrastructure Finance (IIF) hingga 2014.

(Baca: 12 Calon Wamen Datang ke Istana, Ada Dirut Inalum & Angela Hari Tanoe)

Menuntaskan Divestasi Bank Mutiara

Sebelum diangkat menjadi direktur utama Bank Mandiri, Tiko memegang jabatan sebagai Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) periode 2014-2015. Di bawah kepemimpinannya, LPS berhasil menjual 99% saham PT Bank Mutiara kepada investor asal Jepang, J Trust Co. Ltd pada November 2014. Nilai penjualan Bank Mutiara sebesar Rp 4,41 triliun atau setara 3,5 kali price to book value (PBV) bank tersebut.

Proses penjualan saham Bank Mutiara (dahulu Bank Century) sempat dilakukan beberapa kali namun gagal menjaring pembeli, yakni pada 2011, 2012, dan 2013. Pada waktu itu, divestasi Bank Mutiara bisa dilakukan jika investor menawar dengan harga minimal Rp 6,7 triliun. Angka tersebut sesuai dengan nilai modal yang telah disuntikkan pemerintah ke Bank Mutiara.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement