Iritasi hingga Kematian Menghantui Korban Terdampak Asap Karhutla

Hari Widowati
17 September 2019, 11:39
dampak kabut asap terhadap kesehatan, penyakit akibat kabut asap, ISPA, polusi udara, kematian akibat kabut asap, kebakaran hutan dan lahan,
ANTARA FOTO/Rendhik Andika
Warga menggunakan masker saat berada di objek wisata bantaran Sungai Kahayan, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Minggu (15/9/2019). Kota Palangka Raya kembali diselimuti kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Kalimantan Tengah sehingga menimbulkan aroma yang menyengat dan mengganggu aktivitas warga.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan siaga darurat di Provinsi Riau, Sumatera akibat kebakaran hutan semakin meluas. Selain Riau, beberapa provinsi lainnya juga mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla), antara lain di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Aceh, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sulawesi Selatan.

Kebakaran hutan yang terjadi selama beberapa bulan terakhir menimbulkan polusi udara berupa kabut asap. Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, kabut asap juga memiliki berbagai dampak negatif terhadap kesehatan.

Advertisement

Kabut asap bisa mengandung partikel-partikel berbahaya, misalnya gas karbondioksida (CO2), karbon monoksida (CO), sulfur oksida (SO2), dan nitrogen oksida (NO2). Selain itu, ada partikel lainnya, seperti abu hasil kebakaran hutan yang ikut terbawa angin.

Apa saja gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh kabut asap karhutla? Berikut ini penjelasannya.

1. Iritasi mata

Debu dan zat yang bersifat iritatif yang terbawa oleh kabut asap dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata merah atau berair. Untuk mengantisipasi gangguan ini, siapkan kacamata dan tetes mata jika ingin bepergian ke luar rumah.

2. Iritasi dan radang pada kulit

Selain menimbulkan iritasi pada mata, polusi udara yang disebabkan oleh kabut asap biasanya membuat kulit semakin kering. Pada beberapa orang yang sensitif, bisa terjadi alergi yang ditandai dengan rasa gatal atau munculnya jerawat karena pori-pori kulit tersumbat. Untuk masyarakat yang harus beraktivitas di luar ruangan, disarankan menggunakan baju lengan panjang dan celana panjang untuk meminimalisasi iritasi terhadap kulit.

3. Batuk, radang tenggorokan, dan sakit kepala

Menurut jurnal Kementerian Kesehatan, tubuh kita bereaksi dengan memproduksi lebih banyak air mata dan lendir ketika terpapar kabut asap. Hal ini menyebabkan hidung berair, batuk berdahak, tenggorokan terasa gatal, bahkan hingga menimbulkan pusing atau sakit kepala.

Oleh karena itu, masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan disarankan selalu mengenakan masker yang cukup tebal. Masker dapat dibasahi dengan sedikit air untuk menyaring partikel-partikel halus dari kabut asap. Dalam kondisi kualitas udara yang semakin buruk, sebaiknya aktivitas di luar ruangan dibatasi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement