Jakarta Tuan Rumah Balap Formula E, Jalan Raya Bakal Jadi Sirkuit

Image title
Oleh Abdul Azis Said
15 Agustus 2019, 17:10
Formula E, balap mobil listrik, Jakarta tuan rumah Formula E, sirkuit Formula E
Dok. FIA Formula E
Balap mobil listrik Formula E yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi pada Desember 2018. Jakarta akan menjadi tuan rumah Formula E untuk musim tanding 2020-2021.

Jakarta sebentar lagi akan menjadi tuan rumah bagi perhelatan Formula E, balap mobil listrik kelas dunia. Turnamen ini akan menggunakan jalan raya di Jakarta sebagai sirkuitnya, sama seperti yang dilakukan di negara-negara lain.

"Insya Allah jadi (pada 2020), tapi waktu persisnya, saya hanya bisa umumkan ketika bersama dengan pihak Formula E," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menghadiri pemasangan rambu-rambu (signage) dan petunjuk jalan (wayfinding) di kawasan Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (13/8).

Penyelenggaraan Formula E tahun depan merupakan musim tanding periode 2020-2021. Meski baru diselenggarakan setahun lagi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus menyiapkan uang setoran sebesar 20 juta poundsterling atau sekitar Rp 345,9 miliar kepada Federasi Otomotif Internasional (FIA) Formula E.

Persoalan biaya tidak membuat Anies khawatir. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta telah memberi lampu hijau kepada Pemprov DKI untuk mengalokasikan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Rencana penyelenggaraan Formula E juga telah mendapat restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Anies pun semakin bersemangat menyongsong balap mobil listrik ini karena ia yakin ada potensi ekonomi senilai Rp 1,2 triliun dari perhelatan tersebut.

(Baca: Anies Ingin Jakarta Jadi Tuan Rumah Balap Mobil Listrik Formula E 2020)

Mobil Balap Formula E Tak Sebising Formula 1 

Nama Formula E memang belum setenar Formula 1. Musim tanding pertama Formula E dimulai pada September 2014 di sirkuit zona hijau Olimpiade Beijing, Tiongkok. Pada akhir tahun ini, Formula E akan memasuki musim kelima.

Ide penyelenggaraan turnamen ini dicetuskan oleh Jean Todt, Presiden Federasi Otomotif Internasional (FIA). Setelah Todt melakukan pertemuan dengan Alejandro Agag, mantan politisi sekaligus pebisnis Spanyol, Formula E diselenggarakan dan Agag menjadi CEO turnamen tersebut.

Formula E merupakan ajang balap mobil berkursi tunggal seperti halnya Formula 1. Perbedaan yang paling nyata adalah pada penggunaan kendaraan berbahan bakar listrik yang lebih ramah lingkungan dan rendah emisi karbonnya.  Selain itu, ada perbedaan yang cukup mencolok pada kebisingan lokasi balap. Mobil-mobil yang berlaga di Formula E tidak menghasilkan suara yang bising sebagaimana Formula 1.

Tingkat kebisingan pada turnamen Formula 1 dapat mencapai 134 decibel (dB) sedangkan Formula E hanya 80 dB. Ini berarti tingkat kebisingan yang dihasilkan Formula E masih di bawah kebisingan mesin pesawat di bandara yang sebesar 90 dB. Angka kebisingan yang melebihi 80 dB akan berdampak terhadap kemunduran kemampuan mendengar manusia.

Selain itu, yang membedakan Formula E dengan Formula 1 adalah performa mobil listrik yang lebih lemah. Kekuatan maksimum mobil-mobil Formula E pada musim-musim awal hanya 200 kW. Angka tersebut tak sampai setengah dari kemampuan mobil Formula 1 yang mampu mencapai 720 kW.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...