Luhut Ungkap Status Tambang Miliknya dan Hubungan Jokowi-Kalla

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan buka-bukaan soal isu penguasaan lahan di lingkaran kedua pasangan calon dalam kontestasi Pilpres 2019 hingga hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Hal tersebut disampaikannya kepada wartawan dalam acara Afternoon Coffee di Kementerian Koordinator Bidang Maritim, Jakarta.
Luhut mengakui kepemilikannya di tambang batu bara melalui Grup Toba Bara Sejahtra. Namun, sejak menjabat sebagai menteri, ia tak lagi mengurusi bisnis. Jokowi memberi contoh kepemimpinan yang baik sehingga dia tak berani melakukan hal-hal di luar ketentuan.
"Yang saya dapat (tambang) itu sebelum jadi menteri," kata Luhut, Rabu (20/2). Perusahaan milik Luhut, Toba Bara Sejahtra, bergerak di banyak lini salah satunya adalah pertambangan.
Dalam sesi interaktif, Luhut menjelaskan saat ini tidak ada lagi yang bisa menyembunyikan lahan dan properti. Pasalnya, pemerintahan saat ini telah menerapkan One Map Policy alias kebijakan satu peta. Langkah ini disebut Luhut mencegah kepemilikan lahan berlebihan. "Pak Joko Widodo (Jokowi) tidak mau itu terjadi lagi," kata Luhut.
Pertanyaan awak media lalu beralih ke hubungan Jokowi dan Jusuf Kalla. Hal ini terkait dengan pernyataan Kalla yang menyebut dia memberikan izin Hak Guna Usaha (HGU) untuk lahan seluas ratusan ribu hektare yang dikuasai Prabowo melalui perusahaannya, PT Kiani Kertas pada 2004. Hal ini menimbulkan pro dan kontra di tim sukses kedua kubu.
Namun, Luhut memastikan hubungan keduanya sangat baik. "Tadi kami bertiga bertemu haha hehe (tertawa-tawa) bersama saja," kata Luhut.
Menurutnya, wajar apabila kedua pemimpin negara sesekali bersilang pendapat. Mantan kepala staf presiden itu juga menjelaskan komitmen Kalla untuk menjalankan pemerintahan bersih.
(Baca: JK Sebut Kepemilikan Lahan Prabowo di Kaltim Sesuai Aturan)