Survei: Mahasiswa Khawatirkan Penggunaan Isu SARA saat Pilpres

Dimas Jarot Bayu
1 Februari 2019, 19:02
Kotak Suara TPS KPU
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Isu SARA dikhawatirkan dapat memicu konflik antarpendukung parpol dan paslon dalam Pemilu 2019.

Sejumlah mahasiswa di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat khawatir sentimen suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) menjadi ancaman di Pilpres 2019. Mereka takut isu SARA dapat menyulut kebencian dan memicu konflik antarpendukung partai politik maupun pasangan calon dalam kontestasi politik ini.

Hal ini tergambar dalam survei yang dirilis oleh Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD) bersama Founding Fathers House (FFH) pada Jumat (1/2). Peneliti senior FFH Dian Permata menjelaskan, dalam survei tersebut, sebanyak 85% mahasiswa di Jakarta khawatir mobilisisasi isu SARA dapat menyulut kebencian.

Sebanyak 8% mahasiswa di Jakarta mengaku tidak khawatir isu SARA dapat menyulur kebencian. Kemudian, 7% responden lainnya tidak menjawab.

Mahasiswa di Banten yang khawatir isu SARA dapat menyulut kebencian sebanyak 78%. Sebanyak 12% di antara mereka tidak khawatir isu SARA menyulut kebencian. Sementara, 10% lainnya tidak menjawab.

Di Jawa Barat, mahasiswa yang khawatir isu SARA dapat menyulut kebencian sebanyak 44%. Hanya 5% mahasiswa di Jawa Barat yang tidak khawatir isu SARA menyulut kebencian. Adapun 51% responden tidak menjawab. "Mereka sama-sama khawatir isu SARA menyulut kebencian antarpendukung calon," kata Dian di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta.

Adapun, mahasiswa di Jakarta yang khawatir isu SARA memicu konflik sebanyak 79%. Sebanyak delapan persen mahasiswa di Jakarta mengaku tidak khawatir isu SARA memicu konflik. Sebanyak 13% responden lainnya tidak menjawab.

Mahasiswa di Banten yang khawatir isu SARA dapat memicu konflik sebanyak 75%. Sebanyak 15% responden menyatakan tidak khawatir isu SARA menyulut kebencian. Adapun sepuluh persen lainnya tidak menjawab.

Di Jawa Barat, mahasiswa yang khawatir isu SARA dapat memicu konflik sebanyak 45%. Hanya 4% mahasiswa di Jawa Barat yang tidak khawatir isu SARA menyulut kebencian. Sebanyak 51% responden tidak menjawab. "Setelah menyulut kebencian, mereka khawatir penggunaan mobilisasi SARA memicu konflik antarpendukung calon," kata Dian.

(Baca: Banyak Mahasiswa di Jakarta, Banten, dan Jabar Tak Bisa Bedakan Hoaks)

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...