BNPT Sebut Baasyir Tak Mau Ikut Program Deradikalisasi

Dimas Jarot Bayu
24 Januari 2019, 14:09
Abu Bakar Baasyir
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/pras
Kuasa hukum capres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra (kanan) mengunjungi narapidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir (tengah) di Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat , Jumat (18/1/2019)

Terpidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir menolak mengikuti program deradikalisasi. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan Baasyir termasuk penganut garis keras yang sulit dipengaruhi pemahamannya terhadap Pancasila.

Kepala BNPT Komjen (Pol) Suhardi Alius mengatakan, Baasyir masih menolak setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila. "Hardcore, sama sekali mereka tidak mau ikut itu (upaya deradikalisasi)," kata Suhardi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (24/1).

Meski demikian, BNPT terus berupaya menjalankan program deradikalisasi tersebut kepada Baasyir. Setidaknya agar paham radikal yang dimiliki Baasyir bisa tereduksi.

Dalam upaya ini, BNPT membawa ulama yang dianggap memiliki ilmu agama lebih tinggi. "Jadi ini yang kami mainkan, mudah-mudahan ini menjadi treatment juga," kata Suhardi.

Lebih lanjut, upaya deradikalisasi juga dilakukan dengan memberikan pelayanan khusus bagi Baasyir. Ia mencontohkan pelayanan yang diberikan berupa pendampingan bagi Baasyir yang sudah berusia lanjut.

Baasyir pun dimudahkan aksesnya untuk mendapatkan layanan kesehatan mengingat Baasyir kerap sakit selama menjalani masa hukuman di Rutan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Gunung Sindur, Bogor. "Dari sisi kemanusiaan, kami memberi pelayanan terbaik," kata Suhardi.

(Baca: Tarik Ulur Pembebasan Abu Bakar Ba’asyir)

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...