Volume Anak Krakatau Tersisa 30% Pasca Erupsi, Potensi Tsunami Minim

Ameidyo Daud Nasution
29 Desember 2018, 09:52
Letusan Anak Gunung Krakatau
ANTARA FOTO/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat
Foto udara letusan gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Minggu (23/12). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi erupsi gunung tersebut pada Sabtu, 22 Desember 2018 pukul 17.22 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak (sekitar 1.838 meter di atas permukaan laut).

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut potensi erupsi Gunung Anak Krakatau tidak akan memicu tsunami. Pertimbangannya, volume gunung ini susut dari  150-180 juta meter kubik hingga saat ini hanya tersisa 40-70 juta meter kubik. Jadi, penyusutannya sekitar 60% atau dua per tiga dari volume awal.

PVMBG menyebut potensi bahaya yang ditimbulkan Gunung Anak Krakatau adalah lontaran material lava pijar gunung tersebut. Letusan berasal dari magma yang keluar dari kawah dan bersentuhan dengan air laut. Tsunami baru akan muncul apabila ada reaktivasi struktur patahan atau sesar yang ada di Selat Sunda. "Dengan volume tersisa, potensi terjadi tsunami kecil," demikian keterangan PVMBG, Jumat (28/12) malam.

Volume yang berkurang ini lantaran proses rayapan dan erupsi yang terjadi pada 24-27 Desember lalu. Berdasarkan analisis visual, Anak Krakatau yang tingginya semula 338 meter terkikis menjadi hanya 110 meter saja. Bahkan, gunung ini menjadi lebih rendah daripada Pulau Sertung yang menjadi latar belakangnya. "Sebagai catatan, Pulau Sertung tingginya 182 meter," demikian keterangan PVMBG.

Namun, hingga saat ini status Gunung Anak Krakatau itu masih terpantau pada Level III (Siaga) sehingga masyarakat tidak boleh mendekati gunung tersebut dalam radius 5 kilometer. Per 28 Desember 2018, terjadi letusan dengan tinggi asap maksimum yang terpantau setinggi 200 meter hingga 3.000 meter yang bergerak ke arah timur dan timur laut. "(Masyarakat) diimbau menyiapkan masker untuk mengantisipasi jika terjadi hujan (abu)," kata PVMBG.

Masyarakat di sekitar pesisir Banten dan Lampung juga diharapkan tetap tenang, beraktivitas seperti biasa dan tidak mempercayai isu erupsi Anak Krakatau dapat menyebabkan tsunami. "Tetap tenang dengan senantiasa mengikuti arahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat," demikian penjelasan PVMBG.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...