PLTU Sumsel 8 Raih Pendanaan US$ 1,26 Miliar dari CEXIM
PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP), perusahaan patungan antara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan China Huadian Hongkong Company Ltd, mendapatkan fasilitas pinjaman dari China Export Import (CEXIM) Bank senilai US$ 1,26 miliar atau sekitar Rp 17 triliun. Pinjaman tersebut dikucurkan untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel 8 yang berkapasitas 2x620 MW.
Direktur Utama PT Huadian Bukit Asam Power Dadan Ruswandana mengatakan, pinjaman ini akan mendukung pembangunan proyek PLTU mulut tambang terbesar di Indonesia untuk menghasilkan listrik dengan biaya yang murah. "Dengan proyek ini, kami berusaha bisa memenuhi sebagian local content dan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat, serta menghasilkan listrik dengan biaya murah," kata Dadan, di Jakarta, Rabu (23/5). Pinjaman dengan tenor 15 tahun ini memiliki tingkat bunga LIBOR plus 2,8% per tahun.
Vice President CEXIM Bank Xu Li mengatakan, pembiayaan yang diberikan CEXIM untuk proyek PLTU Sumsel 8 ini merupakan salah satu bentuk kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok. Nilai pinjaman CEXIM ini mencapai 75% dari kebutuhan pendanaan proyek PLTU Sumsel 8. Bukit Asam dan China Huadian akan memenuhi 25% sisanya atau sekitar US$ 420 juta melalui setoran modal.
"Porsi setoran ekuitas untuk Bukit Asam 45% sedangkan China Huadian 55%," kata Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arviyan Arifin. Dengan demikian, besaran setoran modal dari Bukit Asam setara US$ 189 juta sedangkan China Huadian sebesar Rp 231 juta.
(Baca: Bukit Asam Bagi Dividen 75%, Antam Hanya 35%)
Penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA) antara HBAP dengan PT PLN (Persero) untuk proyek Sumsel 8 ini dilakukan sejak 2014 tetapi kemudian diamandemen pada 19 Oktober 2017. Menurut Arviyan, perubahan alokasi listrik yang diproduksi PLTU tersebut yang semula untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa (Java Grid) dialihkan ke Sumatra. Pasalnya, kebutuhan listrik di Jawa telah tercukupi.
HBAP akan membangun jalur transmisi dari PLTU Sumsel 8 ke Gardu Induk PLN di Muara Enim sejauh 45 km. "Listrik dari PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 akan dialirkan untuk Sumatra Grid menggunakan jalur transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV," kata Dadan.
Penarikan pertama pinjaman dari CEXIM ini akan dilakukan sebelum 17 Juni 2018. Konstruksi PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 diperkirakan dapat dimulai pada awal kuartal III 2018. Masa konstruksi mencapai 42 bulan untuk Unit I dan 45 bulan untuk Unit II. Arviyan berharap, proyek ini dapat mencapai commercial operation date (COD) pada 2021 untuk Unit I dan 2022 untuk Unit II.
(Baca juga: Konsorsium General Electric Jadi Kontraktor EPC Proyek Listrik Jawa 1)