Sovereign Wealth Fund Indonesia Tiru Model Rusia, Apa Keunggulannya?
Pembentukan sovereign wealth fund atau badan usaha pengelola investasi terus dimatangkan. Indonesia akan meniru model sovereign wealth fund yang dimiliki oleh Rusia, yakni Russian Direct Investment Fund (RDIF).
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan RDIF dinilai cocok sebagai model badan usaha pengelola investasi karena dana yang dikumpulkan berasal dari investor swasta, bukan dari cadangan devisa. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Norwegia memiliki surplus anggaran dan cadangan devisa yang besar, sehingga sovereign wealth fund digunakan untuk berinvestasi di proyek-proyek luar negeri.
"Di Indonesia akan mirip seperti RDIF, dananya digunakan untuk menarik investasi asing langsung," kata Kartika, di sela-sela Mandiri Investment Forum 2020 seperti dikutip The Jakarta Post. Dana itu akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek di sektor energi, pariwisata, layanan kesehatan, dan pengembangan teknologi.
(Baca: Jokowi Targetkan Badan Pengelola Investasi RI Raup Dana Rp 273 Triliun)
Sukses Diterapkan di Berbagai Negara
Apa keunggulan badan usaha pengelola investasi Rusia ini sehingga dipilih menjadi model bagi Indonesia? Kepala Eksekutif RDIF Kirill Dmitriev, seperti dilansir kxan36news.com, mengatakan Rusia merupakan negara yang pertama kali menggunakan model sovereign wealth fund dengan dana patungan dari investor global.
RDIF didirikan pada Juni 2011 di bawah kepemimpinan Presiden Dmitry Medvedev dan Perdana Menteri Vladimir Putin. "Model badan pengelola investasi seperti RDIF sukses diterapkan di banyak negara, antara lain di India, Italia, Armenia, Vietnam, Prancis, Kyrgyztan, Mongolia, dan Turki," ujar Dmitriev.
Seperti dilansir laman rdif.ru, badan usaha pengelola investasi Rusia itu saat ini memiliki modal sebesar US$ 10 miliar atau sekitar Rp 135 triliun. Dalam enam tahun terakhir, RDIF berhasil menarik investasi asing sebesar US$ 40 miliar atau Rp 540 triliun dengan skema kerja sama strategis jangka panjang.
Dari dana yang terkumpul, sebesar 1,7 triliun rubel atau sekitar Rp 367,56 triliun telah diinvestasikan ke perekonomian Rusia. Ada lebih dari 80 proyek yang dibiayai dan 95% berada di Rusia.
Berinvestasi di Sektor Energi hingga Teknologi Medis
RDIF membagi portofolio investasinya ke dalam enam kategori. Berikut ini rinciannya:
1. Perusahaan-perusahaan yang dapat memperbaiki kualitas hidup
Contohnya, Mother and Child Group yang merupakan jaringan rumah sakit ibu dan anak terbesar di Rusia. Selain itu, Nationwide Cancer Diagnosis and Treatment Work yang merupakan pusat penelitian pengobatan dengan teknologi nuklir untuk mengatasi penyakit kanker.
RDIF juga berinvestasi pada proyek pembangkit listrik tenaga sampah yang diproyeksikan dapat mengurangi 30% sampah di Moskow dan menyediakan listrik bagi 1 juta orang. Di proyek ini, RDIF menggandeng investor dari Jepang, Bahrain, Arab Saudi, Turki, dan Kuwait.