Bank Mandiri Lihat Sektor Agroindustri Jadi Opsi Hadapi Resesi Ekonomi
Ketegangan perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) berdampak kepada lesunya pertumbuhan industri manufaktur. Kondisi ini diperburuk dengan ancaman resesi yang mengadang beberapa negara besar. PT Bank Mandiri Tbk menilai dampak perang dagang dan ancaman resesi global terhadap perekonomian Indonesia dapat diantisipasi dengan mendorong sektor agroindustri.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, sektor agroindustri dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia lantaran sektor ini memiliki kontribusi signifikan dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. “Indonesia bisa berharap dari sektor lain, yaitu sektor agroindustri. Pengusaha kita sudah cukup lama memulai (bisnis) di sektor ini, sekitar satu-dua tahunan," kata Rohan dalam Mandiri Media Training 2019, di Bali, Kamis (13/9).
Dalam riset Strategi Percepatan dan Perluasan Agroindustri yang disusun Tim INDEF untuk Kementerian Perindustrian, rata-rata kontribusi subsektor agroindustri pada 2004-2009 mencapai 15,47% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kontribusi subsektor non-agroindustri yang memberikan rerata kontribusi 9,41% pada periode 2004-2009.
Percepatan dan perluasan agroindustri melalui industri pengolahan (hilirisasi) perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya deindustrialisasi dini. Menurut INDEF, ada beberapa komoditas agroindustri unggulan, antara lain kelapa sawit, karet, kakao, rotan, dan rumput laut.
Rohan mengungkapkan, Indonesia memiliki pasar baru untuk ekspor produk-produk hasil pertanian, contohnya di India dan Afrika. Pasar baru tersebut diharapkan bisa menggantikan Amerika Serikat (AS) yang perekonomiannya tengah menurun dan boikot produk kelapa sawit yang dilakukan Uni Eropa.