Dolar AS Terus Menguat, IHSG Ditutup Melemah 0,42%

Image title
5 Oktober 2018, 18:16
Televisi Bursa Efek Indonesia, IDX Channel
Arief Kamaludin|Katadata
Tampak bayangan logo IDX Channel menghadap auditorium Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin, (05/12).

Tren penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah mata uang global termasuk rupiah, terus berlanjut. Kondisi ini membuat para pelaku pasar khawatir terhadap prospek kinerja para emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 24,6 poin atau 0,42% menjadi 5.731 poin pada penutupan perdagangan, Jumat (5/10). Selama lima hari berturut-turut IHSG ditutup di zona merah. Tekanan jual dari investor asing kembali terjadi, dengan nilai penjualan bersih di pasar reguler Rp 1,12 triliun.

Kepala Riset PT Trimegah Securities Tbk (TRIM) Sebastian Tobing mengatakan, pelemahan IHSG disebabkan oleh tren rupiah yang melemah dan masih berada di atas Rp 15.000 per dolar AS. "Tapi hari ini kan sudah mendingan. Mudah-mudahan data kenaikan gaji di AS tidak setinggi ekspektasi, supaya IHSG bisa rebound di hari Senin," kata Sebastian kepada Katadata.co.id.

Analis PT Panin Sekuritas Tbk (PANS) William Hartanto juga sependapat. Koreksi indeks dipicu oleh pelemahan rupiah dan aksi jual yang dilakukan investor asing. Dalam sepekan terakhir, nilai penjualan bersih investor asing di pasar reguler mencapai Rp 2,45 triliun.

Oleh karena itu, IHSG sulit kembali ke level 6.000 poin. "Minggu depan kita ada potensi rebound, mempertahankan support 5.700. Masih susah (kembali ke 6.000) selama asing net sell terus," kata William.

Dana asing kembali ke AS karena investor melihat adanya prospek yang bagus pada perekonomian AS dan imbal hasil investasi yang lebih tinggi bagi para pelaku pasar. Akibatnya, pasar negara-negara berkembang dilanda tekanan jual. "Koreksi di (pasar saham) Amerika Serikat itu wajar, tapi trennya menguat. Beda dengan IHSG," kata William.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...