Angkasa Pura II Jalankan Dua Strategi untuk Lunasi Obligasi Rp 239 M
PT Angkasa Pura II (Persero) menerapkan strategi bisnis bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19. Dengan strategi itu, pengelola 20 bandara ini mampu membayar utang-utangnya.
Langkah taktis yang BUMN ini tempuh yakni dengan memperketat biaya. Cost leadership ini mengukur hasil yang didapat dengan biaya yang dikeluarkan dalam setiap program. Strategi berikutnya yakni pengaturan arus keluar-masuk kas (cash flow management) secara efisien.
Untuk menjalankan dua strategi tersebut, AP II mengimplementasikan skema pembiayaan kontraktor. Tujuannya menjaga pengembangan dan pembangunan infrastruktur penting untuk mendukung operasional bandara dan pemulihan ekonomi nasional.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko AP II Wiweko Probojakti mengatakan, dengan strategi tersebut secara tidak langsung membantu AP II memenuhi kewajiban dengan tetap menjaga kesinambungan pembangunan infrastruktur bandara.
Pada 10 Desember 2021, AP II melunasi pokok Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2018 Seri A sebesar Rp 200 miliar. Pada tanggal yang sama, AP II membayar kupon Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2018 Seri A dan B ke-12 senilai Rp 16,63 miliar.
Sementara pada 29 Desember 2021, AP II akan membayarkan bunga Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2016 Seri B dan C ke-22 senilai Rp 22,45 miliar. “Pelunasan pokok obligasi dan pembayaran kupon obligasi ini selain bentuk komitmen terhadap kreditur dan bondholder, juga menunjukkan fundamental AP II yang membaik,” ujar Wiweko.
Menurut Wiweko, perusahaan menandatangani skema pembiayaan kontraktor bersama dengan Wijaya Karya dan Bank Mandiri untuk pembiayaan empat pekerjaan dengan nilai maksimal Rp 400 miliar.
Keempat pekerjaan itu yakni pembangunan hotel domestik Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, jasa konstruksi lanjutan pekerjaan aksesibilitas, pelebaran dan perpanjangan runway Bandara Banyuwangi, dan perluasan gedung Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
"Ini adalah salah satu opsi pendanaan yang prosesnya sederhana dan bunga yang kompetitif," kata Wiweko dalam siaran pers, Rabu (15/12).