Mengapa Digital Sustainability Perlu Dibahas dalam Debat Capres?

St Wisnu Wijaya
Oleh St Wisnu Wijaya
4 Februari 2024, 06:15
Dean of School of Science Technology Engineering and Mathematics at Universitas Prasetiya Mulya
Ilustrator: Joshua Siringo Ringo | Katadata
Dean of School of Science Technology Engineering and Mathematics at Universitas Prasetiya Mulya
Button AI Summarize

Masalah keberlanjutan lingkungan merupakan isu penting dan sudah menjadi komitmen semua pihak untuk menjaga leberlangsungan bumi. Secara global, tantangan besar yang dihadapi adalah perubahan iklim dan transisi menuju energi terbarukan yang bersih.

Persoalan sustainability adalah masalah global yang memerlukan komitmen gotong royong dari semua pihak yang hidup bersama di planet ini. Pemerintah Indonesia pun sudah berkomitmen untuk berkontribusi dalam mengatasi persoalan utama di atas, salah satunya melalui target net zero emission pada 2060.

Isu sustainability atau keberlanjutan lingkungan dan digitalisasi selalu menjadi topik hangat dalam setiap debat capres maupun cawapres. Sejauh yang kami dengar, ketiga paslon lebih fokus membahas isu digitalisasi dalam ranah pengembangan teknologi dan bagaimana masyarakat mendapatkan manfaat yang optimal dari pemanfaatan teknologi tersebut. Sedangkan topik digital sustainability belum pernah dibahas secara serius oleh ketiga paslon.

Mengenai Digital Sustainability

Digital sustainability adalah bagaimana menghasilkan teknologi digital yang ramah lingkungan serta memanfaatkannya secara bijak dan cerdas untuk mendukung tercapainya komitmen bersama dalam mencapai net zero emission, pengurangan sampah, dan mencegah perubahan iklim atau menjamin keberlanjutan lingkungan. Teknologi digital memiliki dampak terhadap lingkungan semenjak proses pembuatannya sampai ketika digunakan dalam mentransmisikan informasi.  

Mari lihat gambaran berikut ini. Carbon foot print dari proses untuk memproduksi perangkat keras lebih besar dari pada ketika perangkat keras tersebut digunakan(Ferreboeuf et al., 2021). Emisi GHG dari sektor digital tumbuh sekitar 6 % per tahun dan menyumbang 3,5 % dari total emisi GHG global(Ferreboeuf et al., 2021).

Kebutuhan energi yang diperlukan untuk mengirimkan informasi pun cukup besar. Jika melihat dampak dari transmisi data per 1 GB yang menghasilkan sekitar 67 gram CO2(Ferreboeuf et al., 2021), maka semakin sering kita menghasilkan informasi dan mentransmisikannya, carbon foot print yang dihasilkan juga semakin besar.

Untuk itu, digital sustainability dapat diimplementasikan melalui beberapa cara. Pertama penggunaan energi untuk mengoperasikan teknologi digital perlu memanfaatkan energi bersih dan terbarukan.

Kebutuhan energi yang cukup besar digunakan dalam mengoperasikan data centre, infrastruktur pendukung, dan gadget yang digunakan oleh pengguna secara langsung(Pan et al., 2022). Selain penggunaan energi bersih dan terbarukan, pengembangan aplikasi digital perlu mengadopsi green software engineering, yang menekankan operasional aplikasi yang efisien dalam menggunakan energi.

Yang kedua, selain dampak emisi GHG yang dihasilkan dari digitalisasi, teknologi digital juga dapat dimanfaatkan secara cerdas untuk mendukung keberlanjutan lingkungan. Pemanfaatan teknologi IOT dengan berbagai sensornya yang canggih untuk memonitor parameter polusi, sampah, dan perubahan iklim menjadi salah satu poin strategis(Pan et al., 2022).

Contoh yang paling nyata adalah sensor yang mampu mengetahui polusi udara di berbagai kota besar. Tersedianya sensor yang akurat dan aplikasi yang memungkinkan pengambil keputusan dan masyarakat luas mengetahui parameter polusi udara dapat membantu tindakan terbaik untuk mengurangi polusi udara, misalnya melakukan tindakan terhadap sumber polusi.

Halaman:
St Wisnu Wijaya
St Wisnu Wijaya
Dean School of Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) Universitas Prasetiya Mulya

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...