Secara total, turis dari negara-negara ini memegang porsi 69% terhadap total kunjungan turis ke Singapura pada 2019. Hilangnya kunjungan turis dari berbagai negara tersebut berarti pukulan bagi berbagai industri terkait pariwisata, seperti penerbangan, hotel, restoran, perjalanan, serta ritel dan jasa hiburan.

Negara/regionalKedatangan TurisKontribusi
ASEAN6,62 juta34,7%
Tiongkok3,62 juta19%
Jepang884,21 ribu4,6%
Korea645,73 ribu3,4%
Inggris607,74 ribu3,2%
Jerman380,68 ribu2%
Perancis212,77 ribu1,1%
Italia102,7 ribu0,5%
Swiss97,93 ribu0,5%
Spanyol65,39 ribu0,3%
Iran7,96 ribu0,0%
Total yang terdampak13,25 juta69,4%
Keseluruhan19,11 juta100%

Sumber: Riset DBS dengan data dari CEIC, DOS, dan DBS

Di sisi lain, sektor manufaktur dan ekspor Singapura tertekan seiring keputusan pemerintah Tiongkok menutup beberapa kota dan pabrik di negaranya. Adapun sektor manufaktur menyumbang sekitar 20% terhadap PDB Singapura. Per Februari lalu, Purchasing Manager Index (PMI) Singapura turun ke level 48,7, terlemah dalam empat tahun, seiring jatuhnya PMI Tiongkok ke level 35,7. Indeks yang di bawah level 50 menunjukkan kontraksi bisnis. 

Sedangkan ekspor non-minyak Singapura ke Tiongkok anjlok 35,8%. Meskipun, kinerja ekspor non-minyak secara total masih tumbuh 3%, terbantu oleh penjualan ke negara lainnya seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang. Namun, kondisi ini bisa berubah drastis seiring semakin banyak negara yang menutup wilayahnya alias lockdown. Permintaan global diproyeksi turun.

Pemandangan Kota Singapura
Pemandangan Kota Singapura (ANTARA)

Merespons tekanan ekonomi, Pemerintah Singapura menerapkan kebijakan anggaran yang ekspansif tahun ini. Anggaran dirancang defisit SGD 10,95 miliar atau setara Rp 123 triliun, sekitar 2,1% terhadap PDB. Ini langkah yang signifikan mengingat anggaran Singapura empat tahun berturut-turut surplus total SGD 17,4 miliar atau sekitar Rp 196 triliun.

Termasuk dalam anggaran tahun ini yaitu paket stimulus tahap I bernilai SGD 4 miliar atau sekitar Rp 45 triliun untuk menstabilkan dan mendorong ekonomi. Lebih dari seperempat anggaran dalam paket stimulus ini untuk subsidi gaji sebesar 8% selama tiga bulan untuk lebih dari dari 1,9 juta pegawai lokal. Pemerintah Singapura juga menjanjikan paket stimulus lanjutan.

Di tengah tantangan yang semakin besar, pengusaha mengharapkan stimulus ekonomi yang juga lebih besar. Tim ekonom DBS mengharapkan stimulus tambahan berkisar SGD 14-16 miliar atau setara Rp 158-180 triliun. Ini termasuk penambahan subsidi gaji menjadi 12% selama enam bulan untuk pegawai lokal.

Selanjutnya: Indonesia: Risiko Ekonomi Tak Tumbuh Bila Pandemi Berkepanjangan

Indonesia: Risiko Ekonomi Tak Tumbuh

Seperti halnya Thailand dan Singapura, Indonesia juga tak lepas dari tekanan ekonomi imbas pandemi corona. Tekanan terjadi di antaranya pada sektor pariwisata, manufaktur dan ekspor.

Pada Februari lalu, Menteri Pariwisata Wishnutama Kusubandio memperkirakan potensi kehilangan devisa pariwisata imbas absennya turis Tiongkok berkisar US$ 2,8 miliar atau lebih dari Rp 45 triliun. Ini dengan asumsi potensi jumlah kunjungan turis Tiongkok ke Tanah Air mencapai 2,7 juta, dan rata-rata belanja US$ 1.400 per kunjungan.

Bila memperhitungkan penundaan kunjungan dari turis lainnya, potensi kehilangan sekitar US$ 4 miliar atau setara Rp 65 triliun. Perhitungan ini sebelum perluasan travel ban oleh Indonesia dan penutupan wilayah atau lockdown di berbagai negara imbas lonjakan kasus corona.

Sedangkan risiko perlambatan di sektor manufaktur dan ekspor tergambar dari data neraca perdagangan Februari lalu. Impor anjlok, termasuk untuk bahan baku. Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, dampaknya pada kegiatan industri akan terasa setidaknya tiga bulan mendatang.

Golongan BarangJanuari 2020Februari 2020Januari-Februari 2020Pertumbuhan Bulanan (month-on-month)Pertumbuhan Tahunan (year-on-year)
Barang KonsumsiUS$ 1,47 miliarUS$ 881,7 jutaUS$ 2,35 miliar-39,91%5,28%
Bahan Baku/PenolongUS$ 10,57 miliarUS$ 8,89 miliarUS$ 19,46 miliar-15,89%-4,8%
Barang ModalUS$ 2,23 miliarUS$ 1,83 miliarUS$ 4,06 miliar-18,03%-10,64%
Total ImporUS$ 14,27 miliarUS$ 11,6 miliarUS$ 25,87 miliar-18,69%-10,64%

Sumber: Badan Pusat Statistik

Pemerintah telah merilis dua jilid stimulus ekonomi, dan tengah mempersiapkan stimulus lanjutan. Stimulus jilid pertama berupa diskon tiket pesawat domestik hingga penghapusan pajak restoran dan hotel guna mendorong pariwisata. Stimulus jilid II terkait keringanan pajak terutama untuk industri manufaktur. Sedangkan stimulus jilid III terkait kesehatan dan bantuan sosial.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, berdasarkan skenario yang dibuat Kementerian Keuangan, ekonomi Indonesia bisa hanya tumbuh 2,5% bahkan tidak tumbuh tahun ini. Hal ini bila pandemi corona tidak teratasi dalam enam bulan dan terjadi penutupan wilayah atau lockdown, sehingga kinerja berbagai sektor industri turun tajam.  

Namun, jika virus ini bisa ditangani dengan cepat dalam waktu 3-6 bulan, dia optimistis pertumbuhan ekonomi masih bisa di atas 4%. Maka itu, ia berharap vaksin corona bisa segera ditemukan sehingga mendukung penanganan cepat pandemi ini. "Kalau bisa dilakukan cepat, tentu ini dampaknya akan pendek," ujarnya.

Di sisi lain, jika mengacu pada perhitungan dampak corona oleh Warwick Mckibbin dan Roshen Fernando dari Austalian National University, pertumbuhan ekonomi Indonesia berisiko hanya mencapai 3,7% bahkan lebih rendah di tengah meluasnya pandemi corona.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement