Sementara, menurut Direktur Keuangan Bank Negara Indonesia (BNI) Ario Bima, pertimbangan penting dalam menurunkan suku bunga kredit adalah cost of fund. Komponen ini merupakan biaya yang harus dikeluarkan bank untuk setiap rupiah yang dihimpun. “Kalau cost of fund belum turun, ya enggak beranilah,” ucapnya.

BNI tidak hanya berencana menurunkan suku bunga kredit, tapi juga bunga simpanan dalam bentuk deposito. “Tapi banyak orang tidak mau deposito turun bunganya,” kata Ario.

(Baca: Jokowi Minta Bunga Kredit Turun, Perbankan Masih Cermati Kondisi Pasar)

Masih Ada Peluang Bunga Acuan Turun

Bahana Sekuritas menilai langkah BI dalam menurunkan suku bunga dan melonggarkan GWM akan berdampak positif ke laba bersih perbankan. “Peningkatan laba bersihnya diperkirakan melebihi 1%,” ucap Analis Bahana Sekuritas Prasetya Christy Gunadi dalam siaran persnya pada Minggu lalu.

Namun, kebijakan tersebut tidak otomatis mendorong kemampuan bank untuk menyalurkan kredit. Penambahan pertumbuhannya haya sekitar 0,5% sehingga dampak pada rasio kredit terhadap pinjama atau loan to deposit ratio (LDR) sekitar 40 basis poin.

Sampai dengan September 2019, kredit perbankan tumbuh sebesar 7,89% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Bahana memprediksi hingga akhir tahun angkanya di 9%. Sementara, tahun depan akan sedikit naik di 10%, dengan pertimbangan pengaruh pemotongan suku bunga dan pelonggaran GWM.

Ruang untuk menurunkan suku bunga ini tampaknya masih ada di 2020. Kepala Ekonom DBS Indonesia Masyita Crystalin melihat ada peluang itu pada semester pertama. “Bisa turun hingga 50 basis poin karena hingga pertengahan 2020 impor juga diperkirakan masih rendah,” katanya pada pekan lalu.

Penurunan tersebut akan sangat bergantung pada dua hal. Pertama, inflasi yang saat ini trennya cenderung turun. Kedua, nilai rupiah. BI perlu menjaga pergerakan mata uang Garuda terhadap mata uang asing di tengah perlambatan ekonomi dunia.

(Baca: Penurunan Bunga BI Tak Bakal Dongkrak Pertumbuhan Kredit)

Bank Indonesia
Gedung Bank Indonesia di Jakarta. Gubernur BI Perry Warjiyo meminta bank segera memangkas suku bunga kredit. (Arief Kamaludin | Katadata)

Perry mengatakan, bank sentral akan semakin memperkuat bauran kebijakannya di 2020. Enam fokus kebijakan akan ditempuh untuk menjaga stabilitas dan momentum pertumbuhan.

Fokus yang pertama adalah kebijakan moneter akomodatif. Kedua, kebijakan makroprudensial untuk mendorong pembiayaan ekonomi.

Ketiga, kebijakan sistem pembayaran yang fokus pada penguatan instrumen dan infrastruktur publik berbasis digital. Keempat, kebijakan pendalaman pasar uang untuk mendukung efektivitas kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif.

Kelima, kebijakan pemberdayaan ekonomi syariah dan UMKM terus didorong agar menjadi sumber pertumbuhan baru ekonomi Indonesia. Terakhir, BI akan terus memperkuat sinergi dengan fokus pada sinergi kebijakan makroekonomi dan sistem keuangan.

(Baca: Jokowi Minta Para Bankir Turunkan Bunga Kredit dan Salurkan ke UMKM)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria, Ihya Ulum Aldin

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami