Salah satu startup bidang keuangan yang menerima akreditas itu adalah Jewel Paymentech. Chief Executive Officer perusahaan itu, Sean Lam, menyebut sempat tak yakin bisa memenuhi akreditasi yang berada di bawah naungan Infocomm Media Development Authority, Kementerian Komunikasi dan Informasi Singapura.

Persyaratannya lumayan sulit. “Kami perusahaan kecil,” ujarnya ketika ditemui pada 24 Oktober lalu. Tapi setelah mendapat akreditasi itu, Lam merasa lebih mudah menarik kepercayaan investor dan konsumennya.

Industrial Transformation Asia Pacific 2019
Industrial Transformation Asia Pacific 2019 (situs Industrial Transformation Asia Pacific 2019)

Singapura juga memiliki badan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan riset bernama A*STAR. Badan ini memiliki laboratorium yang bersebelahan dengan Nanyang Technological University dan berada di kompleks Jurong Innovation District.  Jadi, A*STAR menjadi penghubung antara dunia keilmuan dengan pengusaha.

Di dalam laboratorium seluas 1.400 meter persegi itu terdapat berbagai model teknologi manufaktur, dari mulai mesin, robot, hingga sistem pengawasan. UKM yang ingin mencari solusi dalam hal efisiensi biaya, tenaga, maupun lahan bisa meminjam salah satu teknologi tersebut.

A*STAR baru saja mengumumkan telah menyiapkan dana SIN$ 38 juta (sekitar Rp 393 miliar) untuk pengembangan teknologi manufaktur yang super-khusus atau hyper-personalised. Perusahaan yang bergerak dalam bidang barang konsumsi dapat membuat produk sesuai keinginan konsumen secara orang per orang.

Misalnya, produk minuman kaleng A ingin lebih sedikit gula untuk konsumen B. Sementara, konsumen C ingin tanpa gula. Lalu, konsumen D hanya mau pemanis berupa madu. Perusahaan konvensional akan membuat beragam produk dalam jumlah massal untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tapi dengan teknologi digital, hal itu dapat dilakukan lebih personal, bahkan satu produk khusus per orang.

(Baca: Ekonomi Singapura Diproyeksi Tumbuh 0,1%, Terhindar dari Resesi?)

Inisiatif ini sudah mendapat respon positif dari kalangan UKM lokal Singapura dan perusahaan multinasional Procter & Gamble (P&G). A*STAR akan mengembangkan teknologi ini melalui IoT, big data, robot, dan otomatisasi.

Untuk kebutuhan tenaga kerja, Singapura juga menyediakan jasa bimbingan karier dan pelatihan bagi penduduknya dari usia sekolah. Tak hanya bertujuan meningkatkan ketrampilan, tapi juga kecakapan dalam menghadapi industri 4.0.

Bagaimana Persiapan Indonesia Menuju Industri 4.0?

Pembuatan peta jalan menuju era digital sudah ada sejak 2018 melalui Making Indonesia 4.0. Ada pula INDI 4.0. Indeks ini menjadi indikator penilaian tingkat kesiapan industri dalam menerapkan teknologi industri keempat itu.

Di bawah Kementerian Perindustrian, pemerintah menyusun strategi dalam memasuki era industri keempat. Harapannya, pada 2030 negara ini bisa masuk dalam 10 besar ekonomi dunia.  

Namun, menurut Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita, masih banyak yang perlu dibenahi sebelum masuk ke dalam industri 4.0. Di sektor logistik, misalnya, tantangan terbesar adalah soal standarisasi. Hal ini berlaku untuk urusan alamat, standar palet, dan ukuran truk.

Dalam dua tahun terakhir banyak teknologi masuk ke sektor itu tapi mentok karena masalah penulisan alamat tidak seragam, kode pos yang membingungkan, ukuran palet dan truk berbeda-beda. “Tanpa standar kita tidak bisa masuk ke otomatisasi, industri 4.0,” katanya.

Selain standar fisik, juga soal data. Kode untuk setiap kota di Indonesia sampai sekarang belum seragam. Ia mencontohkan kota Bandung, kodenya berganti-ganti antara BDG atau BDO. Kalau mengikuti bandara setempat, lantas bagaimana dengan kota tanpa bandara?

(Baca: Dikunjungi Jokowi, RI-Singapura Perkuat Kerja Sama Kawasan Industri )

Ia juga ragu industri 4.0 bisa diterapkan sepenuhnya di Indonesia. Istilah itu muncul pada 2011 ketika pemerintah Jerman ingin memasukkan komputerisasi pada sektor manufakturnya. Strategi ini bertujuan untuk mengatasi keterbatasan lahan, tenaga kerja, dan energi.

Kondisi itu sesuai dengan Singapura yang penduduknya sedikit, minim lahan dan sumber energi. “Tapi tiga itu bukan Indonesia. Lahan kita gede banget, penduduk dan energinya juga banyak,” katanya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement