Sistem Pembayaran Digital dan Fintech Berpotensi Tumbuh Pesat

Image title
Oleh Tim Redaksi
20 Oktober 2019, 10:00
Randy Jusuf
KATADATA/JOSHUA SIRINGO RINGO
Randy Jusuf, Managing Director Google Indonesia

Selanjutnya adalah fintech lalu educational tech, healthcare tech, dan B2B tech. Ini ada kesempatan untuk menjadi potensial ke depan. Jadi dari sisi pendanaan, kami lihat komposisinya tidak akan 100 persen sama seperti yang sudah terjadi tetapi komponen-komponen yang penting pasti e-commerce, ride-hailing, food delivery, dan yang terkait sistem pembayaran akan menjadi bagian penting dari ekosistem internet ekonomi ke depan. 

Berbicara mengenai perkembangan fintech, ada banyak perusahaan yang masuk ke sektor pinjaman, asuransi, hingga kecerdasan buatan (artificial intelligence). Bagaimana lansekap fintech di Indonesia hingga 2025?

Kalau dari sisi fintech, di laporan Google termasuk beginner company, ini kami melihat segmen-segmen penggunanya. Di Indonesia ada 180 juta orang dewasa. Dari angka tersebut, sekitar 92 juta orang belum memiliki rekening bank. Ada 47 juta orang yang sudah memiliki rekening bank tetapi belum memakai produk-produk keuangan, seperti asuransi, pinjaman, dan lain-lain. Hanya 42 juta orang yang sudah memiliki rekening dan menggunakan produk-produk finansial. 

Kebutuhannya berbeda-beda. Yang sudah punya rekening bank mungkin bisa punya lebih banyak pilihan untuk memakai produk finansial seperti pinjam uang, asuransi, dan investasi. Mereka akan mendapat lebih banyak informasi melalui para pemain fintech ini. Untuk yang belum punya rekening bank, mungkin fintech harus bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi, perusahaan retail yang ada cabangnya di mana-mana, dan dukungan dari pemerintah. Ke depan, mereka juga punya kesempatan.

Bagaimana dengan peluang dari perusahaan-perusahaan e-commerce sendiri untuk ekspansi bisnis ke Asia Tenggara, Pak? Ini kalau dilihat pasar terbesar kan masih dari domestik?

Setiap e-commerce strateginya tidak sama. Contohnya, sebagian pemain regional dari Lazada, hingga Shopee sudah beroperasi di beberapa negara. Kalau yang besar di Indonesia seperti Tokopedia, beberapa kali menjelaskan ingin fokus dulu di domestik. Soalnya pasar Indonesia cukup besar dan di laporan Google juga kami sampaikan bahwa walaupun pertumbuhannya pesat, penetrasi ekonomi internet di Indonesia baru sekitar 4% dari seluruh PDB.

Di Amerika Serikat (AS), pada beberapa tahun kebelakang sudah mencapai 6,5% PDB. Jadi, masih banyak kesempatan di Indonesia sendiri untuk maju dari sisi ekonomi terlebih bagi e-commerce.

Di laporan ini kami juga membedakan wilayah seperti metro, Jabodetabek, dan di luar Jabodetabek. Kami lihat rata-rata belanja per kapitanya di Jabodetabek itu sekitar lima kali lebih tinggi dari di luar Jabodetabek. Kalau kita lihat prediksi angka pertumbuhannya yang di luar Jabodetabek akan lebih cepat meskipun di Jabodetabek juga tumbuh. Jadi masih banyak kesempatan lagi di negara yang besar dan berpotensi cukup besar di Indonesia.

Bapak menyebutkan bahwa dukungan dari pemerintah sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi internet atau ekonomi digital. Google juga bekerja sama dengan pemerintah, seperti apa kontribusi Google mengembangkan ekonomi internet di Indonesia?

Kami ada program-program seperti gapura digital, di mana kami melatih lebih dari 1 juta usaha kecil menengah (UKM) untuk masuk ke ekonomi digital. Ada juga program Woman Will di mana kami melatih pengusaha perempuan di lebih dari 12 kota dan melatih lebih dari 110 ribu developer. Nah program-program ini sebagian besar bekerja sama dengan pemerintah. Menurut kami, penting untuk memperkuat ekosistem. Kami terus bertukar pikiran dan berbagi mengenai elemen-elemen yang penting dengan pemerintah supaya regulasinya smart, komprehensif, dan mendalam.

Bagaimana dengan rencana pemerintah mengenakan pajak kepada e-commerce atau perusahaan digital?

Kalau dari pajak digital, itu mencakup banyak negara. Itu salah satu topik yang didiskusikan beberapa waktu belakangan di G-20. Pajak ini kan menyangkut seluruh negara, jadi harus ada keselarasan (alignment), persetujuan, dan kerangka kerjanya dari berbagai negara di seluruh dunia. Kami sangat mendukung regulasi yang jelas dan pajak yang jelas. Untuk itu harus ada kerja sama dan kejelasan dari semua negara dan pemain-pemain di industri internet. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...