Kunci Ketahanan Pangan adalah Produktivitas

Michael Reily
22 Maret 2018, 07:00
Franky Widjaja
Ilustrator: Betaria Sarulina

Iya, kalau ada economic development bank. Dulu ada Bank Pembangunan Indonesia, Bapindo, tapi tidak dijalankan sesuai misinya. Sebenarnya kalau ada, itu sangat bagus. Jadi tugasnya tidak hanya menyalurkan tapi mendapatkan dana seperti itu, bilateral. Banyak negara mau membantu.

Berapa komitmen dana Tiongkok?

Kami ajukan waktu itu US$ 14 sampai 16 miliar. Itu sedang diproses.

Apakah hanya khusus untuk sawit?

Untuk replanting sawit, tapi bisa saja untuk komoditas lain. Tak masalah. Soal nilai tak maslah bagi mereka dan temponya berapa. Terus terang, itu tidak dipakai dalam setahun, 10 tahun pun belum tentu habis. Karena harus penanaman, tiap tahun ambil, sekali jalan tidak bisa langsung dua juta hektare. Itu dicicil tariknya.

Apa model pembangunan sawit tahun 1980-an bisa dicangkokkan ke pengembangan pangan berbasis rakyat saat ini?

Modelnya bisa kita gunakan close loop system. Kuncinya adalah pendampingan. Supaya disiplin, good agriculture practice dipertahankan sehingga yield-nya naik. Yield-nya naik, tidak masalah, ada off-taker, harganya bisa naik.

Ini yang menjadi masalah petani. Mereka tidak didampingi sehingga menjual ke tengkulak, dan pasar dapat melonjak. Kami bisa perpendek supply chain. Contoh, harga beras Rp 8 ribu, petani hanya dapat Rp 3 ribu dan pendapatannya kurang dari Rp 1 juta. Pak Jusuf Kalla yang katakan. Jadi, harga di konsumen tidak boleh naik, tapi pendapatan petani naik. Bagaimana caranya? Produktivitas ditingkatkan plus value chain harus diperpendek, mata rantainya, jangan kasih tengkulak ambil. Jadi, petani sejahtera, harga tidak naik. Jangan harga naik terus, hilang inefisiensi.

Bagaimana pelaksanaannya pada situasi sekarang ini?

Sekarang sudah ada TaniHub, e-commerce itu bisa cepat. Anda bisa kaget melihat perubahan dalam 2-3 tahun. Ini baru mulai melalui anak-anak muda. Tinggal bagaimana eskalasi dan snowballing-nya cepat. Investasi di teknologi dan start-up company.

Jadi, bagaimana kita mengadopsi semua teknologi yang bagus. Kalau investasi kecil tidak mungkin dikasih tugas. Yang besar, dikasih tugas, harus ada pelatihan. Kuncinya supaya kita bisa maju di bidang pertanian yaitu pendampingan, koperasi, dan vocational training expertisenya. Dengan ada ketiga hal itu bisa jadi.

Apakah supply chain bisa dipotong kalau ada TaniHub?

Harus perluas TaniHub sehingga petani langsung kontrol harganya. Luar negeri berapa, potong, potong, potong, dibeli, clear. Pedagang langsung bisa jual di pasar, tidak ada rantai yang banyak sekali. Tidak ada lagi rente, kasih pinjam charge-nya 20 persen.

Kelapa sawit
(Arief Kamaludin|KATADATA)

Skema closed loop juga diimplementasikan ke sektor lain?

Hortikultura dasarnya terbagi dua. Kalau berbicara tumbuhan, yang holtikultura, crops dan seasonal crops. Seasonal seperti kedelai, beras, dan lainnya. Kalau dipraktikkan ke komoditas lain, saya ingin menanyakan sawit sudah jadi komoditas strategis, sudah bagus, yang lain mungkin berpeluang.

Kita kelompokkan saja, closed-loop system modifikasi sedikit. Kelompokkan hortikultura, peternakan, perikanan. Tapi yang terpenting intinya apa? Pendampingan. You can modified everything, tapi harus didampingi. Apa kelemahan mereka, harus ada input dari korporasi.

Sekarang, Presiden mau menjadikan korporasi besar menjadi mitra usaha strategis, bukan lagi sebagai bapak angkat bagi petani agar bisa mengkoperasikan masyarakat, harus bisa mandiri.

Bagaimana mengenai modifikasi tanaman pangan?

Dalam working group Pisagro, pasti mereka sudah pikirkan, tapi memang belum semua dapat solusi.

Agak susah untuk tanaman musiman?

Sebetulnya tidak terlalu sulit. Itu jangka pendek pinjamannya. Musiman itu masalahnya gagal panen. Begitu kena banjir, kena hama, ya gagal panen. Harus ada asuransinya, ada tuh yang menawarkan. Ada pembicaraan ke sana.

Apa bisa diidentifikasi, setelah sawit, produk pangan yang berpotensial menjadi unggulan?

Saya lihat hortikultura. Kopi juga boleh, kakoa, itu yang tahunan. Tapi, hortikultura sebetulnya sangat bagus. Itu tanaman musiman, tiap tiga bulan sampai enam bulan bisa panen. Tapi Hortikultura kita masih sangat lemah. Bawang dan cabai diributkan. Menurut saya tidak ada masalah. Harus kita encourage pemain di sana. Belum ada big corporation yang main di sana, itu mungkin harus digalakan.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...