Bitcoin Bisa Jatuh Lebih Dalam, Tapi Akan Kembali Menguat di 2024

Rezza Aji Pratama
28 Juni 2022, 11:37
Oscar Darmawan
Katadata

Bursa kripto sedang mengalami turbulensi dalam beberapa waktu terakhir. Harga bitcoin yang sempat menyentuh rekor tertingginya di US$ 69.000 (sekitar Rp 1 miliar) pada November 2021, mulai terkoreksi sejak awal tahun ini. Pada Selasa (28/6), harga bitcoin anjlok di kisaran US$ 20.700 atau sekitar Rp 300 juta.

“Ini memang siklus empat tahunan,” kata CEO Indodax, Oscar Darmawan saat berbincang dengan Katadata.

Menurut prediksi Oscar, bitcoin akan berderak dua arah (sideway) hingga akhir tahun ini. Bahkan tidak menutup kemungkinan bitcoin bisa jatuh lebih dalam lagi hingga di kisaran Rp 150 juta-an. Kendati demikian, bitcoin diprediksi akan kembali menguat di akhir 2023 atau 2024. 

“Jadi seharusnya sekarang waktu yang tepat untuk membeli dalam kondisi murah,” kata Oscar.

Tidak hanya soal bitcoin, kami berbincang soal prospek koin lokal hingga rencana pemerintah membentuk Bursa Berjangka Kripto. Oscar juga membicarakan mengenai rencana Indodax dan mimpi besar perusahaan untuk melantai bursa. 

Seperti apa prospek kripto ke depan? Koin apa saja yang potensial selain BTC? Simak wawancaranya berikut ini:

Bursa kripto mengalami penurunan signifikan beberapa waktu terakhir, apa yang sebetulnya terjadi?

Kalau kita berbicara mengenai kripto itu kan justru menarik ketika naik dan turun. Kalau kriptonya enggak bergerak nanti malah enggak ada aji-ajinya buat trading. Kalau berbicara kripto [bitcoin],  tahun 2018 itu tertingginya di angka Rp 250 juta. Tapi kalau kita berbicara tertingginya di tahun 2020, memang kan Rp 850 juta. 

Ini mungkin adalah sesuatu yang saya nilai sangat spesial, kenapa? Karena kripto itu naik turunnya sangat volatile, tapi biasanya tidak pernah turun terlalu jauh dari titik tertinggi empat tahun sebelumnya. Ini yang kita sebut kurva empat tahunan. 

Contohnya yang terjadi di tahun 2013, BTC tertinggi di harga Rp 16 juta. Di tahun 2013-2017, itu kan sebenarnya perjalanannya bukan mulus dari Rp 13 juta ke Rp 250 juta. Perjalanannya itu dari Rp 13 juta, dia naik kemudian turun kembali sampai pada akhirnya bitcoin menyentuh tertingginya di Rp 250 juta. 

Di tahun 2017-2020 itu juga perjalanannya tidak mulus. Bitcoin turun dulu dari Rp250 juta. Baru kemudian dia naik kembali di Rp 850 juta per BTC di 2020 kemarin. 

Ini sama nanti tahun 2020 ke 2024. Perjalanannya nanti dari Rp 850 juta ke titik tertingginya akan turun dulu. Kan kemarin sempat di Rp 250 juta, berarti masih ada chance possibility BTC bisa turun lebih jauh lagi. Mungkin saja, kenapa enggak. Turun dulu, sehingga terbentuk momentum, sebelum ke perjalanan ke titik tertingginya kembali. Karena kalau kita bicara mengenai BTC, kita bicara mengenai naik turunnya suatu komoditas berdasarkan demand dan supply.

Artinya optimistis akan bounce back, ya, Pak?

Kalau dari saya pribadi merasa ini sesuatu yang wajar dan saya optimistis BTC akan bounce back kembali. Kita akan melihatnya mungkin di 2023 akhir atau 2024. Nah sekarang bagaimana dengan masa sekarang? Masa sekarang ini BTC sedang mengalami masa koreksi. Kita lihat saja nih koreksinya bagaimana. 

Kalau di Indodax orang bisa dapat untung trading waktu BTC naik dan turun. Karena waktu BTC turun pun kita punya token-token yang berlawanan dengan harga BTC, contohnya token Bear dan Hedge. Waktu BTC turun, token Bear dan Hedge akan naik. Jadi trader di Indodax mereka bisa memilih, harga BTC akan turun atau naik. Mereka bisa memanfaatkan momentum itu untuk memperoleh keuntungan

Kalau BTC Itu koreksinya bisa seberapa dalam lagi?

Koreksi paling dalam itu di titik 80% dari harga tertingginya. Jadi kalau kita hitung dengan cara seperti itu, harga tertinggi Rp 850 juta maka bitcoin bisa turun hingga Rp 150 juta-an kurang lebih ya. Itu titik terparahnya. Kalau orang bilang, titik amit-amit. Jadi sekitar Rp 170 juta–Rp 180 juta kurang lebih. 

Artinya masih ada peluang bitcoin terkoreksi lebih dalam lagi ya?

Masih ada peluang koreksi lebih dalam. Tapi saya kira kalau saya lihat momentumnya sudah terjadi 3,5 tahun dan bisa terjadi setengah tahun lagi. Ya mungkin untuk menembus ke Rp 250 juta pun agak berat. Karena ketika menyentuh Rp 250 juta, itu titik harga pertama orang mulai picking up beli BTC. Jadi chance-nya kecil orang menjual BTC di bawah Rp 250 juta.

Jadi untuk BTC itu bisa menyentuh Rp 250 juta sudah berat, belum kalau kita bicara titik terparahnya yaitu di Rp 180 juta-an itu agak susah. Cuma kalau namanya trading berdasarkan demand dan supply, harga berdasarkan demand dan supply, kemungkinan apapun kan bisa terjadi.

Bagaimana prospek bitcoin hingga akhir tahun?

Kalau menurut kita yang akan terjadi sampai akhir tahun pada BTC lebih ke arah sideway. BTC akan bergerak di kisaran harga sekarang. Nah ini mungkin momentum yang baik untuk orang-orang yang bermain di jangka panjang, jadi membeli sekarang untuk mendapatkan momentum di tahun depan.

Artinya investasi kripto sekarang baik untuk jangka panjang?

Betul. Kalau untuk orang yang mau trading jangka pendek juga memungkinkan karena di era-era sideway ini, alternate coin yang akan bergerak lebih liar. Jadi kalau kita amati, beberapa alternate coin itu ada yang satu hari bergeraknya bisa sampai 50% atau minimal 20%. Kenapa? Karena BTCnya sideway, orang trading di alternate coin

Dengan situasi seperti ini bagaimana dengan jumlah transaksi di Indodax?

Mungkin kalau ditanya penurunan, jumlah member baru yang gabung per hari turun ketika s harga kripto tinggi-tingginya kemarin. Karena kan biarpun yang benar itu kan membeli di saat murah dan menjual di saat mahal, tapi orang itu lebih suka membeli di saat mahal dan menjual di saat murah. Jadi karena sekarang harganya lagi murah, orang enggak mau beli biasanya. Nanti begitu harganya mahal, mereka berbondong-bondong ikutan beli [Oscar tertawa].

Berapa jumlah trader di Indodax saat ini?

Saat ini jumlah trader kripto di Indodax mencapai 5,4 juta member.

Kalau rencana Indodax sendiri, targetnya di akhir tahun jumlah trader-nya berapa?

Kalau dari kita pribadi berharap jumlah trader di Indodax mencapai 6,5 juta member di akhir tahun ini. Dalam dua tahun ke depan kita ingin jumlah trader aset kripto yang menggunakan Indodax itu 10 juta member. 

Berapa transaksi aktifnya?

Kalau dari member Indodax, saat ini hampir semua member yang terdaftar di Indodax aktif melakukan jual beli kripto. Karena untuk jual beli kripto di Indodax kan mulai dari Rp 10 ribu, jadi nggak ada barrier buat mereka mencoba.

Kalau nilai transaksinya berapa, Pak?

Nilai transaksi Indodax sehari kurang lebih mencapai Rp 200 miliar, minimal. Pada saat crypto exchange mengalami penurunan seperti sekarang, transaksi di Indodax ini kalau secara volume memang turun. Karena di tahun 2021 itu per hari transaksinya tertinggi di Rp 2 triliun per hari. 

Jadi memang mengalami penurunan secara signifikan, tapi masih jauh lebih tinggi dari 2020 awal kemarin. Waktu 2020 awal kemarin transaksi harian Indodax itu engga sampai Rp 100 miliar per hari. Jadi kalau dibandingkan tahun 2020 dan sekarang, peningkatan transaksi di Indodax itu dua kali lipatnya. Mungkin dalam angka seperti itu

Saat ini banyak koin lokal mulai bermunculan, bagaimana prospeknya?

Koin lokal ini punya satu challenge yang harus bisa diatasi oleh para developer lokal. Yaitu bagaimana supaya koin kita itu bisa menembus market di luar Indonesia. Itu yang pertama kali harus di-consider, kenapa? Karena jumlah trader aset kripto di Indonesia itu tergolong masih kurang. Harus diakui kualitas koin lokal mungkin sedikit di bawah yang internasional. Sehingga trader Indonesia memandang pesimistis terhadap koin lokal. 

Tapi kalau ada koin yang bisa menembus pasar regional maupun internasional, hal itu memungkinkan buat si koin lokal untuk berkembang. Kalau kita bicara aset kripto, yang susah itu bukan membuat koinnya, tapi membuat market atas koin yang dikeluarkan. Jadi kalau tidak bisa menembus pasar internasional akibatnya harga tokennya akan ambruk. Pada saat harganya ambruk, itu biasanya kepercayaan akan koinnya akan turun. 

Jadi kalau ditanya apa dan bagaimana prospek koin lokal, yang pertama yang harus hati-hati adalah proyeknya. Mesti bagus dan bisa berkembang. Yang kedua project-nya harus bisa menembus bukan cuma market Indonesia, tapi internasional. 

Apakah saat ini sudah ada koin lokal yang mampu menembus pasar regional atau global?

Sayangnya hingga sekarang tahun 2022 masih belum banyak koin-koin lokal yang berhasil menembus internasional. Mungkin beberapa koin internasional itu ada yang developernya orang Indonesia, tapi belum ada yang benar-benar berhasil.

Soal kualitas, aspek apa saja indikatornya?

Aspek kualitas yang paling penting itu kan developernya. Yang kedua itu network-nya, sekarang network ini sangat penting. Ini bukan tentang blockchain-nya pakai apa, tapi koinnya ini akan dipakai untuk network apa? Apakah untuk game atau apa? Dan assisting infrastructure-nya mereka punya enggak?.

Karena kalau mereka mau membuat dari awal, dalam arti mereka nggak membuat apapun dan mereka membuat token, itu zaman itu sudah berakhir. Kalau dulu kan tahun 2017 orang bisa buat koin tanpa perlu punya platform apapun kan, sekarang zaman itu sudah berganti. Kita sudah harus punya assisting infrastructure dulu baru bisa bikin koin, kalau enggak koinnya nggak akan kepake. 

Bagaimana dengan alternative coin, apa yang potensial?

Ini tergantung, menurut Anda ETH itu masuk altcoin tidak? Kalau saya pribadi melihat ETH dan BTC ini masih yang memonopoli market. Kalau ada koin-koin yang mendekati ETH itu rata-rata koin yang punya status Ethereum killer, dalam artian yang berusaha menggantikan ETH, contohnya Solana. 

Solana itu kan proyek yang dikatakan akan mengalahkan ETH. Makanya dia solid. BNB juga dia banyak populer karena mereka berusaha menggantikan ETH. Tapi kalau selain itu masih jauh ya token-token yang lain. 

Kalau ETH ada peluang bisa mengalahkan harga BTC?

Mungkin kalau sistemnya ETH sudah launching lancar tidak ada kendala, possible saja kalau ETH bisa mengalahkan BTC. Tapi kalau secara harga agak susah, kenapa? Karna supply daripada BTC itu sangat kecil dibanding ETH yang tergolong sangat banyak dibanding BTC. Kalau BTC saat ini kan supply-nya 19 juta dengan maksimalnya 21 juta. Sedangkan ETH itu supplynya 121 juta. Jadi secara supply, ETH punya supply enam kali lipat dari BTC.

Yang kedua, supply BTC yang 19 juta itu sebagian besar saat ini sudah hilang. Karena kan supply awal-awal itu banyak org yang taruh di flashdisk, hard disk, komputer, itu banyak developer BTC yang supply awalnya hilang. Dalam arti, mereka beli jumlah banyak kemudian dikeluarkan dari market. Jadi supply BTC itu masih sangat terbatas, Sedangkan ETH masih banyak yang beredar di market.

Jadi masih susah membandingkan BTC dan ETH. Secara supply-nya ini seperti bandingin supply-nya emas sama perak.

Koin metaverse sempat booming dan orang bilang prospeknya tinggi bagaimana saat ini?

Saya merasa koin-koin metaverse itu akan menjadi sesuatu, karena metaverse adalah bentuk penggunaan nyata dari NFT. Metaverse pada intinya membuat bagaimana kita bisa benar-benar masuk ke dunia digital. Cuma saya lebih merasa metaverse itu pada akhirnya cuma akan ada dua, tidak akan seperti sebanyak sekarang. Yaitu satu, metaverse yang terpusat, yang saat ini digerakkan Facebook. Yang kedua mungkin metaverse blockchain-based, decentralized

Blockchain-blockchain lain saya percaya itu akan hilang lambat laun selamanya. Karena tidak ada alasan kita memiliki 2-3 dunia yang kurang lebih menjanjikan hal yang sama. Itu kan menjanjikan dunia digital, tentang bagaimana kita bisa bertem di sana dan sebagainya. 

Ini seperti sosial media lah, setiap negara mencoba membuat pada awalnya, tapi sosial media yang benar-benar bisa take-off cuma beberapa yang dipakai orang. Karena kita nggak butuh untuk gabung ke sosial media yang kecil-kecil. Saat ini sosial media yang besar itu kan grupnya Meta milik Facebook, sosial media grupnya TikTok, sama grupnya Twitter. Selain daripada tiga ini, semua sosial media yang ada di market itu hilang. Saya pikir ini akan terjadi sama dengan Metaverse, tapi kenapa Metaverse ada dua bukan cuma satu? Karena semua yang terpusat itu tidak akan bisa mengerjakan yang abu-abu.

Yang abu-abu itu contohnya gimana, Pak?

Abu-abu contohnya dunia gaming, gambling, atau bahkan sesuatu yang bersentuhan yang lebih dewasa. Itu kan bukan hal-hal yang mungkin dikerjakan oleh Meta atau Facebook, tapi itu mungkin dikerjakan oleh metaverse yang berbasiskan blockchain. 

Dari sekian banyak koin, kriteria apa yang ditetapkan Indodax untuk memilih mana koin yang diperdagangkan di Indodax?

Jadi waktu listing di Indodax mempertimbangkan tiga hal. Pertama kita lihat secara project-nya dulu, project yang fungsinya bagus harus ada di Indodax. Jadi kita liat fungsi dan project-nya itu bagaimana untuk ekosistem blockchain di dunia maupun di Indonesia. Yang kedua, itu kita melihat dari faktor komersial. Kadang beberapa project memang memiliki faktor komersial yang bagus yang ditawarkan ke Indodax, kita juga akan mempertimbangkan. 

Yang ketiga, itu kita melihat ini dari industri dalam negeri atau internasional? Kita lihat dari faktor komunitasnya. Kalau komunitasnya cukup besar di Indonesia atau kalau komunitasnya cukup besar di internasional, biarpun project-nya mungkin tidak terlalu bagus, kita akan listing. Karena biasanya kalau komunitasnya kuat, ada kecenderungan produknya akan lebih baik.

Jadi tiga faktor ini. Pertama faktor produknya, kedua komersial, yang ketiga itu dilihat dari komunitasnya. Tiga hal inilah yang menjad pertimbangan. Mereka tidak perlu mempunyai ketiganya, cukup mempunyai salah satu dari ketiganya.

Berapa jumlah koin di Indodax sekarang, Pak?

Saat ini token yang diperdagangkan 220-an ya. 

Selanjutnya: Regulasi Kripto

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...