Kompensasi BBM Dibayar Cepat, Nicke Widyawati: Terima Kasih Pemerintah
PT Pertamina (Persero) mengapresiasi langkah cepat pemerintah membayar dana kompensasi Bahan Bakar Minyak Semester I Tahun 2022 sebesar Rp 137,62 triliun termasuk pajak.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah mempercepat pembayaran dana kompensasi BBM yang telah disalurkan Pertamina pada semester 1 2022. Ini wujud dukungan penuh Pemerintah kepada Pertamina dalam menjalankan penugasan distribusi BBM bersubsidi,” ujar Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati di Jakarta, Rabu, (2/11).
Dana tersebut merupakan kompensasi selisih harga jual formula dan eceran di SPBU atas kegiatan penyaluran Jenis BBM Tertentu Solar dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite yang nilainya telah ditinjau oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Nicke juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah atas dukungan pada aktivitas Pertamina dalam menjalankan program pemerintah mewujudkan kedaulatan energi di seluruh wilayah NKRI melalui program BBM Satu Harga.
Untuk itu, Pertamina menghimbau dan mengajak masyarakat mengapresiasi pemerintah yang terus melindungi daya beli masyarakat dengan menyediakan BBM Bersubsidi, yaitu Solar dan Pertalite, meski hal ini menyebabkan beban subsidi dan kompensasi BBM relatif besar.
“Kami mengimbau masyarakat untuk menggunakan BBM secara bijak dan mulai beralih menggunakan BBM lebih ramah lingkungan sebagai bentuk dukungan kepada Pemerintah,” katanya.
Menurut Nicke, Pertamina akan terus melakukan upaya agar BBM Bersubsidi ini secara optimal dikonsumsi oleh masyarakat yang berhak.
Upaya-upaya tersebut antara lain; penggunaan teknologi informasi untuk memantau pembelian BBM Bersubsidi di SPBU-SPBU secara real time untuk memastikan bahwa konsumen yang membeli adalah masyarakat yang berhak.
Kedua, program penguatan sarana dan fasilitas digitalisasi di SPBU untuk memudahkan pengawasan. Ketiga, Pertamina juga terus meningkatkan kerja sama dengan aparat penegak hukum untuk meningkatkan pengawasan dan penindakan kegiatan penyalahgunaan BBM Bersubsidi yang tidak sesuai peruntukannya.
Keempat, Pertamina terus mendorong masyarakat mendaftar Program Subsidi Tepat via website untuk mengidentifikasi konsumen yang berhak dan memonitor konsumsi atas Solar dan Pertalite.
Di samping itu, kata Nicke, Pertamina juga terus melakukan efisiensi biaya operasional, baik di tingkat holding maupun subholding. Sampai dengan September 2022, realisasi program efisiensi biaya di Pertamina Group telah mencapai USD 535,56 juta atau sekitar Rp7,83 triliun.
“Pertamina terus melakukan penguatan dalam penyediaan dan pendistribusian BBM Bersubsidi, agar lebih efisien dan optimal dengan dukungan pemerintah dan masyarakat,” kata Nicke.