Waste4Change Gandeng ecoBali Kelola Sampah Plastik Bertanggung Jawab

Pemerintah berharap dapat mencapai target yakni pengurangan produksi sampah plastik yang masuk ke laut hingga 70% pada 2025.
Image title
4 November 2022, 18:15
Seorang anak mencari sampah plastik yang berserakan di Pantai Kampung Makassar Timur, Kota Ternate, Maluku Utara, Kamis (20/10/2022). Gelombang tinggi yang terjadi di perairan Ternate sejak sepekan terakhir mengakibatkan sampah plastik terbawa gelombang
ANTARA FOTO/Andri Saputra/YU/nym.
Seorang anak mencari sampah plastik yang berserakan di Pantai Kampung Makassar Timur, Kota Ternate, Maluku Utara, Kamis (20/10/2022). Gelombang tinggi yang terjadi di perairan Ternate sejak sepekan terakhir mengakibatkan sampah plastik terbawa gelombang sehingga menumpuk di sekitar pesisir pantai tersebut.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama National Plastic Action Partnership atau NPAP menggelar “Road to G20: Beating Plastic Pollution from Source to Sea” di Jimbaran Hotel, Bali, pada 3-4 November 2022.

Acara yang bertujuan mengingatkan komitmen dan upaya berbagai pihak dalam memerangi polusi sampah plastik di laut Indonesia ini, dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, NPAP Chairwoman Tuti Hadiputranto, Direktur Waste4Change Mohamad Bijaksana Junerosano, Direktur ecoBali I Ketut Mertaadi, serta Kamal Raj selaku Director of Impact Projects rePurpose Global.

Data World Economic Forum menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan 6,8 juta ton sampah plastik setiap tahunnya. Sampah ini didominasi oleh disposable plastic dan plastik berwujud kemasan yang kebanyakan tidak terkelola dan terbawa hingga ke laut.

Untuk menangani masalah sampah, Pemerintah Indonesia pada 2018 memulai Program Indonesia Bebas Sampah Plastik Tahun 2025. Pelaksanaannya diwujudkan dalam berbagai program dan kegiatan dengan melibatkan peran lintas instansi dan sektor. 

Pemerintah berharap dapat mencapai target yakni pengurangan produksi sampah plastik yang masuk ke laut hingga 70% pada 2025.

Demi memperkuat komitmen dalam mewujudkan program tersebut, pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 83 / 2018 tentang Penanganan Sampah Laut serta Peraturan Menteri LHK Nomor 75 / 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen, mengajak semua pihak terlibat dalam aksi pengurangan sampah, terutama sampah plastik.

NPAP (National Plastic Action Partnership) menjadi platform multi pihak untuk mencapai target nasional pengurangan sampah plastik di laut pada 2025. NPAP berfokus mempercepat penyusunan solusi ekonomi sirkular untuk menyelesaikan masalah sampah plastik. 

Hasilnya, sekitar 28,5% sampah plastik di laut berhasil dikurangi melalui berbagai inisiatif, aturan, dan upaya dari berbagai pihak.

Waste4Change (PT Wasteforchange Alam Indonesia) dan ecoBali (PT Bumi Lestari Bali) termasuk yang terlibat dalam acara “Road to G20: Beating Plastic Pollution from Source to Sea” ini.

Waste4Change bersama ecoBali mengungkapkan komitmennya untuk mendukung misi NPAP dan pemerintah dalam mengurangi sampah plastik. Demi mendukung misi NPAP, Waste4Change akan berinvestasi untuk meningkatkan kapasitas manajemen sampah hingga 5.500 ton per tahun sampah plastik. 

“Waste4Change berkomitmen untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kapasitas manajemen sampah hingga 2.000 ton per hari dalam 5 tahun ke depan,” kata Direktur Waste4Change Mohamad Bijaksana Junerosano.

Salah satu solusi pengelolaan sampah plastik terbaru yang ditawarkan Waste4Change adalah Waste Credit. Solusi ini membantu produsen mengumpulkan dan mengelola lebih banyak lagi sampah anorganik dari lingkungan.

Serupa seperti Plastic Credit, Waste Credit berperan melindungi lingkungan dari sampah plastik melalui kontribusi produsen atau pelaku usaha dengan membiayai pengumpulan sampah plastik yang dikerjakan oleh Waste4Change.

Poin penting dalam Waste Credit adalah klien dapat mengumpulkan dan mendaur ulang lebih banyak sampah sesuai jenis yang diinginkan dan adanya dukungan terhadap kesejahteraan sektor informal persampahan. Salah satu bentuknya adalah Plastic Credit seperti dilakukan salah satu rekanan rePurpose Global.

Pengelolaan Sampah Bertanggung Jawab

Untuk memperkuat langkah Waste4Change dalam menyediakan solusi pengelolaan sampah berkelanjutan di Indonesia, pada tahun ini ecoBali secara resmi berkolaborasi dan bergabung dengan Waste4Change.

EcoBali merupakan perusahaan pengelolaan sampah bertanggung jawab berbasis di Bali yang memberikan solusi atas permasalahan sampah sejak 2006.

EcoBali mendorong pemilahan sampah sejak awal, pengomposan di sumber, meningkatkan jumlah recovery material dengan mengoperasikan Material Recovery Facility (MRF), dan meningkatkan recycling rate yang bekerja sama dengan bank sampah, TPS3R, bisnis, dan sektor informal.

Sebagai pionir pengelolaan sampah bertanggung jawab di Bali, ecoBali juga merupakan salah satu inisiator terbentuknya Waste4Change pada 2014. Kolaborasi dilakukan untuk dapat mendukung layanan pengelolaan sampah bertanggung jawab yang lebih baik di seluruh Indonesia.

“Penggabungan ecoBali dan Waste4Change dilakukan karena dirasa sudah waktunya bagi kami, dua perusahaan pionir manajemen sampah bertanggung jawab di Indonesia, bergabung dan memberikan layanan pengelolaan sampah yang lebih baik sampai ke seluruh pelosok negeri,” kata direktur ecoBali, I Ketut Mertaadi.

“Setelah ini ecoBali akan tetap fokus pada penyediaan layanan manajemen sampah bertanggung jawab di Bali dan Waste4Change akan bergerak mendukung inisiatif nol sampah di skala nasional. Kami benar-benar berharap bahwa Waste4Change dan ecoBali bisa turut mendukung tujuan keberlanjutan pemerintah ke depannya,” katanya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...