Telkomsel Uji Coba Frekuensi 5G di Danau Toba, Kecepatan Unduh 1 Gbps
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), Ericsson, dan Qualcomm, bekerja sama melakukan uji coba layanan akses nirkabel tetap atau fixed wireless access (FWA). Uji coba ini menggunakan teknologi extended-range 5G dengan bandwidth 800 megahertz (MHz) pada frekuensi millimeter-wave (mmWave) 26 GHz.
Keunggulan jangkauan yang luas, kapasitas tinggi, dan kemampuan latensi rendah dari 5G mmWave menawarkan potensi besar bagi penerapan teknologi FWA. Uji coba dilakukan di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara. Wilayah ini merupakan salah satu destinasi pariwisata super prioritas dengan ketersediaan layanan 5G.
Berdasarkan hasil uji coba, kecepatan unduh masih bisa mencapai peak throughput 1 gigabytes per second (Gbps), meskipun jaraknya sudah mencapai 7,9 kilometer. Hasil tersebut menunjukkan extended-range 5G millimeter-wave di frekuensi 26 GHz dapat mendukung layanan FWA untuk pengembangan solusi digital.
Direktur Planning and Transformation Telkomsel, Wong Soon Nam mengatakan Telkomsel mendukung transformasi gaya hidup digital melalui ketersediaan akses teknologi mobile broadband terbaru.
“Kini, bersama mitra penyedia infrastruktur dan teknologi kami, Ericsson dan Qualcomm, Telkomsel secara konsisten terus berkolaborasi untuk tetap relevan dalam setiap penerapan teknologi jaringan terbaru, yang salah satunya, melalui uji coba penerapan teknologi jaringan 5G mmWave di kawasan Danau Toba,” paparnya dalam siaran pers, dikutip Kamis (1/12/2022).
Head of Ericsson Indonesia, Jerry Soper menjelaskan Ericsson telah bekerja sama dengan Telkomsel sejak uji coba 5G pertama di Indonesia pada tahun 2017. Sinergi itu lantas diikuti berbagai aktivitas implementasi 5G, hingga peluncuran komersialnya pada tahun 2021.
Hasil uji coba FWA dengan extended-range 5G mmWave ini dapat membantu mengatasi tantangan kesenjangan digital, serta mengurangi carbon footprint jaringan seluler. “Melalui kerja sama ini, kami juga bertujuan untuk mendukung digital inklusi dan mempercepat upaya Indonesia menjadi ekonomi digital,” jelasnya.
Sementara itu, Country Director Qualcomm Indonesia, Shannedy Ong mengungkapkan pihaknya berkomitmen membantu pemerataan jaringan akses broadband di Indonesia.
“Dengan membekali operator dan original equipment manufacturer (OEM) menggunakan teknologi yang hemat biaya dan menjangkau semua titik, kami dapat memberdayakan konsumen dan perusahaan dengan konektivitas 5G terbaik untuk rumah dan bisnis, termasuk mereka yang sebelumnya sudah berada di area yang terjangkau 5G,” ungkapnya.
Konektivitas digital yang merata dapat mendukung transformasi digital, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan perekonomian nasional secara inklusif. Hal ini akan membantu pelaku bisnis untuk menyederhanakan operasi dan mengurangi biaya, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Selain itu, teknologi 5G juga berperan penting dalam mencapai tujuan inklusi digital, terutama dalam hal konektivitas digital di wilayah pedesaan.