Erick Thohir: BUMN Harus Sehat untuk Dukung Program Prorakyat
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong BUMN bisa menjadi alat bagi negara untuk mengintervensi pasar dan perekonomian. Namun bukan melalui monopoli pasar, melainkan sebagai penyeimbang antara negara dan korporasi untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang sehat.
Dengan ekosistem ekonomi yang sehat, BUMN akan mampu berkontribusi lebih jauh untuk negara. Selain keuntungan, BUMN bisa memberi sumbangsih berupa kepada program-program yang memiliki manfaat besar bagi masyarakat.
”BUMN harus tetap sehat ya, kalau enggak sehat, enggak kaya, enggak bisa nyumbang. BUMN harus untung supaya keuntungannya bisa diberikan ke pemerintah untuk program prorakyat,” ujar Erick dikutip dari video yang dipublikasikan di Instagram @ErickThohir, Kamis (12/1).
Di samping itu, BUMN bisa menjadi katalisator saat tekanan makro-ekonomi global merembet ke perekonomian domestik. Potensi risiko tersebut membutuhkan intervensi dari negara di mana BUMN akan menjadi kepanjangan tangan negara dalam upaya itu.
”Intinya ketika terjadi kesenjangan, terjadi ketidakadilan, BUMN akan hadir,” katanya.
Sejauh ini kontribusi BUMN dari segi dividen, pajak, dan PNBP, pada 2017 hingga 2019 mencapai RP 1.130. Lalu di 2020 hingga kuartal III 2022 mencapai Rp 1.198 atau tumbuh sebesar Rp 68 triliun.
Sementara itu, hasil dari transformasi BUMN sudah membuahkan hasil berupa peningkatan pendapatan sebesar 18,8 persen menjadi Rp 2.295 triliun pada 2021. Adapun laba konsolidasi melonjak 838 persen dari Rp 13 triliun pada 2020 menjadi Rp 124,7 triliun pada 2021.