DBS Indonesia Ajak Nasabah Investasi Sambil Lestarikan Lingkungan
Reksa dana BNP Paribas SRI-Kehati milik PT BNP Paribas Asset Management membuka kesempatan bagi para nasabah untuk berkontribusi kepada masyarakat dan lingkungan melalui kegiatan dari Yayasan KEHATI.
Apabila membeli BNP Paribas SRI-Kehati di aplikasi digibank by DBS hingga 31 Maret 2023, nasabah dapat berkontribusi satu pohon bakau dan mendapatkan e-sertifikat penanaman pohon bakau sebagai bagian kolaborasi Bank DBS Indonesia dan LindungiHutan.
Sebelumnya, Bank DBS Indonesia telah melaksanakan penanaman 1.000 pohon bakau pertama di Desa Bedono, Jawa Tengah, pada Januari 2023 dari hasil pembelian reksa dana BNP Paribas SRI-Kehati yang terkumpul.
Reksa Dana Indeks BNP Paribas SRI-Kehati telah tersedia di aplikasi digibank by DBS sejak 18 November 2022. Indeks SRI-KEHATI berisi 25 emiten yang dipilih oleh Yayasan KEHATI berdasarkan kinerja dan tujuan berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik.
Head of Investment and Insurance Product PT Bank DBS Indonesia Djoko Soelistyo mengatakan pihaknya ingin menghadirkan inovasi digital berkelanjutan sehingga nasabah dapat mengakses layanan dengan fleksibel dan meraih peluang investasi di saat yang tepat.
“Dengan kehadiran BNP Paribas SRI-Kehati pada aplikasi digibank by DBS, nasabah dapat menavigasi kekayaannya sesuai dengan tren, mendukung pemerintah dalam mewujudkan iklim investasi yang positif, serta berkontribusi pada kelestarian hayati,” ujarnya.
BNP Paribas SRI-Kehati merupakan reksa dana indeks dengan pendekatan investasi pasif guna mereplikasi kinerja dan pergerakan indeks SRI-KEHATI sesuai profil risiko agresif dan horison investasi yang panjang.
“Bank DBS Indonesia secara aktif mendukung tercapainya tujuan berkelanjutan di Indonesia melalui seluruh strategi dan operasi bisnis sehari-hari, termasuk dengan menyediakan produk yang berorientasi ESG bagi para nasabah,” tambahnya.
Sekadar informasi, Asset under Management (AuM) berorientasi Environment, Social, and Governance (ESG) di Asia Pasifik dicanangkan tumbuh lebih dari tiga kali lipat mencapai $3,3 triliun pada 2026, lebih pesat dibandingkan dengan produk di pasar aset dan manajemen keuangan lain.