Studi PwC: Traveloka Dorong Tumbuhnya Ekonomi Pariwisata Asia Tenggara

Hasil studi PwC menunjukkan kontribusi Traveloka terhadap perekonomian Indonesia, khususnya di industri pariwisata, pada pertumbuhan ekonomi pascapandemi, termasuk dalam hal penciptaan lapangan kerja.
Umar Qadafi
Oleh Umar Qadafi - Tim Publikasi Katadata
22 September 2023, 18:09
Direktur PwC Indonesia, Julian Smith serta President Traveloka, Caesar Indra saat pemaparan hasil studi PwC di Jakarta, Kamis (21/9).
Dok. Traveloka
Direktur PwC Indonesia, Julian Smith serta President Traveloka, Caesar Indra saat pemaparan hasil studi PwC di Jakarta, Kamis (21/9).

Beberapa waktu yang lalu, PwC Indonesia mengumumkan peluncuran studi dampak salah satu tech unicorn ternama asal Indonesia, Traveloka, yang merupakan platform travel terdepan se-Asia Tenggara.

Hasil studi yang dilakukan oleh PwC menunjukkan kontribusi Traveloka terhadap perekonomian Indonesia, khususnya di industri pariwisata, pada pertumbuhan ekonomi pascapandemi, penciptaan lapangan pekerjaan, aspek keberlanjutan, serta mendorong lahirnya inovasi.

Hasil Studi PwC menyimpulkan, Traveloka turut menstimulasi penciptaan Nilai Tambah Bruto (NTB) di Indonesia sekitar 10 miliar dolar Amerika pada tahun 2019-2022 atau setara lebih dari 360 ribu tenaga kerja di Indonesia setiap tahunnya.

Dari nilai tersebut, 4,5 miliar dolar Amerika di antaranya berasal dari industri pariwisata, atau setara dengan 2,70% Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor tersebut.

Kontribusi ini pun berdampak positif ke sektor lain seperti pertanian dan energi yang menunjukkan keterlibatan ekonomi yang lebih luas.

Caesar Indra, President Traveloka, mengatakan, hampir 12 tahun yang lalu, Traveloka hadir sebagai penyedia solusi perjalanan untuk konsumen melalui teknologi. Dalam perjalanannya, lanjut Caesar, Traveloka senantiasa mendedikasikan diri menghadirkan pengalaman terbaik untuk pengguna, dan mendorong inovasi serta pertumbuhan ekosistem pariwisata berkelanjutan.

“Studi yang dilakukan oleh PwC akan membantu kami untuk memahami dan mengukur dampak ekonomi yang diberikan oleh perusahaan dan mengidentifikasi beragam peluang untuk dapat berkontribusi lebih jauh lagi untuk industri pariwisata Indonesia dan Asia Tenggara,” ujar Caesar.

Pada kesempatan yang sama, Julian Smith, Direktur PwC Indonesia, mengatakan, studi ini mengungkap ripple effect yang diciptakan oleh Traveloka terhadap berbagai sektor di wilayah Indonesia dan Asia Tenggara.

Ia juga menambahkan bahwa hasil studi ini menggambarkan hubungan simbiosis antara Traveloka dan perekonomian, serta mendorong pertumbuhan dan inovasi dalam periode di mana ketahanan dan kemampuan beradaptasi menjadi hal yang sangat penting.

“Menyaksikan Traveloka sebagai unicorn teknologi yang tidak hanya berkembang namun juga menjadi katalis perubahan positif di kawasan Asia Tenggara merupakan hal yang inspiratif dan dapat menjadi salah satu tolok ukur praktik bisnis yang berkelanjutan,” ungkap Julian.

Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia dan ASEAN. Indonesia memiliki 64 juta UMKM dan sekitar 90% persen bentuk usaha di ASEAN adalah UMKM.

Studi dampak yang diluncurkan tersebut menunjukkan bagaimana Traveloka secara signifikan memberikan dampak positif kepada UMKM, di mana 91% partner yang disurvei, termasuk UMKM, menyebutkan bahwa Traveloka membantu mereka dalam memperluas jangkauan konsumennya, dan 75% di antaranya menyebutkan bahwa pendapatan mereka mengalami peningkatan signifikan berkat program-program Traveloka.

Program EPIC Sale dan Live Streams merupakan contoh inisiatif yang Traveloka lakukan untuk mendorong pertumbuhan bisnis mitra dan UMKM.

Studi yang dilakukan PwC menunjukan kolaborasi antara Traveloka dengan seluruh mitranya, yang mana 27% di antaranya berlokasi di luar provinsi Jawa dan Bali.

Hal ini menunjukkan pentingnya peran Traveloka di jantung ekosistem perjalanan dan pariwisata Indonesia, serta dampak langsung yang dimilikinya sebagai penggerak bagi mitra-mitranya di Indonesia dengan memberdayakan mereka untuk membuka akses ke khalayak baru dan berinovasi untuk mendiversifikasi aliran pendapatan mereka.

Sejalan dengan target Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia untuk menarik 8,5 juta pengunjung pada tahun 2023, temuan dalam studi PwC menunjukkan bahwa platform Traveloka dapat menarik pengunjung baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Hasil studi menunjukkan bahwa mitra bisnis lokal Traveloka berhasil menarik 68% pelanggan dari luar provinsi mereka, dan 25% bahkan telah berekspansi ke pelanggan internasional.

Sektor pariwisata, sebagai salah satu sektor yang mampu menjadi akselerator pemerataan pembangunan merupakan langkah strategis.

Hasil studi PwC menunjukkan bahwa mitra pelaku bisnis Traveloka di destinasi yang jarang dikunjungi mengalami peningkatan kunjungan, dengan 67% dari mereka menyatakan bahwa Traveloka berperan dalam mempromosikan keragaman budaya dalam pariwisata domestik dan meningkatkan toleransi.

Hal ini sesuai dengan fakta bahwa 86% dari bisnis yang disurvei mengakui dukungan Traveloka dalam mempromosikan produk dan layanan mereka, memperluas jangkauan pasar, serta mendukung pariwisata lokal melalui akses digital.

Pascapandemi, Traveloka mengamati perubahan dalam cara masyarakat Indonesia menikmati perjalanan dari yang sebelumnya lebih memilih perjalanan dalam kelompok besar menjadi sekarang lebih memilih pengalaman perjalanan dalam kelompok yang lebih kecil.

Ada pula peningkatan jumlah wisatawan perempuan, serupa dengan permintaan perjalanan terpendam yang terjadi di seluruh dunia, serta peningkatan jumlah wisatawan Gen Z yang menikmati kebebasan pascapandemi dan juga mendapatkan inspirasi dari media sosial terkait hal tersebut. memutuskan tujuan perjalanan mereka berikutnya.

Berdasarkan survei internal pengguna Traveloka mengenai produk keberlanjutan, ditemukan bahwa 88% pengguna yang disurvei di Indonesia menghargai pilihan untuk mengimbangi jejak karbon mereka saat memesan penerbangan di aplikasi Traveloka.

Selain itu, 80% responden mengatakan bahwa mereka akan lebih cenderung memilih akomodasi yang menerapkan praktik keberlanjutan. Oleh karena itu, Traveloka memasukkan opsi pemfilteran berlabel “Sustainable Tourism” dalam aplikasinya yang disertifikasi oleh Global Sustainable Tourism Council (GSTC).

Traveloka akan terus berinovasi untuk melayani masyarakat Indonesia dan memberikan dampak di pasar dalam negeri, Oleh karenanya, perusahaan berfokus untuk memberikan pertumbuhan bagi ekosistem perjalanan dan pariwisata Indonesia, mendorong inovasi dan sumber daya manusia di seluruh negeri.

Di seluruh negara tempat Traveloka beroperasi, pengembangan teknologi yang berkelanjutan, pembinaan komunitas, dan pengembangan industri perjalanan dan pariwisata untuk masa depan yang lebih ramah lingkungan menjadi fokus terdepan Traveloka.

Caesar menuturkan, kesimpulan paling signifikan dari studi ini adalah bahwa perjalanan Traveloka yang akan memasuki tahun ke-12 ini bukan hanya soal angka; namun tentang membuat perbedaan dan memberikan dampak positif.

“Kami berdedikasi untuk mengambil peran penting dalam membentuk masa depan industri pariwisata, baik bagi konsumen kami maupun masyarakat luas. Dengan beragam usaha yang kami lakukan untuk memberikan dampak positif, kami berharap akan memasuki masa depan yang penuh dengan inovasi yang berkelanjutan, dan kemungkinan tak terbatas,” tandas Caesar.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...