Pengamat: Saham BREN Berpeluang Masuk Indeks MSCI

Saham BREN memiliki aspek likuiditas baik tercermin dari ADTV serta frekuensi perdagangan dalam beberapa rentang waktu evaluasi.
Dini Hariyanti
Oleh Dini Hariyanti - Tim Publikasi Katadata
15 Januari 2024, 19:42
Saham BREN memiliki aspek likuiditas baik tercermin dari ADTV serta frekuensi perdagangan dalam beberapa rentang waktu evaluasi.
BREN
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Saham BREN alias PT Barito Renewable Energy Tbk berpeluang masuk indeks indeks utama global seperti MSCI (Morgan Stanley Capital International) karena memiliki aspek likuiditas baik.

Hal tersebut tercermin dari volume rata-rata perdagangan harian atau average daily trading volume (ADTV) serta frekuensi perdagangan dalam beberapa rentang waktu evaluasi.

Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada menilai, dari sisi likuiditas  mungkin bisa saja BREN  masuk karena pergerakan saham mengalami kenaikan likuiditas dan volatilitas yang lumayan tinggi.

Hanya saja dia mengingatkan BREN terhitung baru tercatat di papan perdagangan Bursa pada Oktober 2023. Dengan beigut, secara historis kinerja keuangannya pasca IPO baru terlihat per September 2023.

“Itu juga menjadi pertimbangan apakah nanti MSCI akan mempertimbangkan untuk memasukan (BREN) ke indeksnya,” katanya, dikutip dari siaran pers, Senin (15/1).

Berdasarkan laporan keuangan, kinerja keuangan BREN hingga akhir September 2023 terbilang solid. Perseroan mencatatkan laba bersih senilai USD84,47 juta, atau tumbuh 12 persen dibandingkan dengan periode sama pada 2022 yang mencapai USD75,15 juta. 

Penopang pencapaian tersebut adalah pendapatan perseroan sepanjang sembilan bulan pada 2023 mencapai USD445,27 juta. Artinya, pendapatan tumbuh 5,2 persen secara year on year yang tercatat senilai USD423,51 juta.

Saat ini, BREN juga tengah gencar melakukan akuisisi pembangkit listrik energi hijau. BREN melalui Barito Wind Energy dan ACEN HK yang merupakan anak usaha dari ACEN Renewables International menyelesaikan proses transaksi untuk akuisisi pembangkit listrik tenaga angin di Sulawesi Selatan (Sidrap 2), Sukabumi dan Lombok.

 Direktur BREN Merly menyampaikan melalui keterbukaan informasi pada 3 Januari 2024 bahwa, tiga aset tersebut memiliki potensi pembangkit listrik sebesar 320 MW.

Menanggapi maraknya aksi akuisisi BREN ini, Reza menuturkan, investor tengah menunggu nilai tambah dari aksi akuisisi tersebut.

“Kalau ini bisa diketahui maka harusnya berimbas positif pada pergerakan harga sahamnya ke depannya. Untuk sementara ini, kata dia, BREN sedang cooling down, konsolidasi terlebih dahulu. Target harga terdekat diharapkan kembali ke 6.500 sampai 6.800,” ucap Reza.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...