Ninja Xpress Sebut Tiga Alasan UKM Perlu Manfaatkan Social Commerce

Ninja Xpress menilai, sebaiknya pelaku UKM tak bergantung kepada satu platform belanja dan transaksi melainkan multiplatform.
C. Bregas Pranoto
Oleh C. Bregas Pranoto - Tim Publikasi Katadata
6 Februari 2024, 20:24
Ninja Xpress menilai, sebaiknya pelaku UKM tak bergantung kepada satu platform belanja dan transaksi melainkan multiplatform.
Katadata
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Ninja Xpress merilis hasil riset Suara UKM Negeri Vol. 4: Seluk Beluk Social Commerce di Indonesia. Perusahaan jasa pengiriman berbasis teknologi ini menemukan tiga alasan social commerce penting untuk mendukung peningkatan penjualan.

Alasan pertama adalah audiens. Social commerce memiliki audiens lebih luas daripada marketplace. Sebanyak 48 persen penjual mengatakan, social commerce dapat menyediakan lebih banyak pelanggan potensial.

Karakteristik platform social-first adalah unsur sosial, seperti banyaknya pengikut dan konten buatan UKM yang dimanfaatkan untuk membangun database konsumen. Sementara itu, platform e-commerce-first, misalnya marketplace, perlu membayar lebih untuk membangun basis pengguna. Biaya pemasaran yang besar untuk mendatangkan konsumen ini akan dibebankan kepada UKM yang berjualan di platform bersangkutan.

Kedua adalah soal relevansi. Social commerce mempermudah UKM menemukan target audiens melalui konten yang relevan. Sejumlah 37 persen penjual mengatakan, social commerce membuka peluang bagi penjual lebih mudah dikenal.

Sebagian besar orang yang mengunjungi platform social-first biasanya ingin mencari hiburan. Hal ini menciptakan peluang bagi penjual melalui unggahan konten yang kreatif dan relevan untuk menarik perhatian pembeli.

Ketiga adalah diversifikasi. Social commerce membantu diversifikasi sehingga dapat menjangkau lebih banyak pembeli. Setidaknya, 34 persen seller menyatakan bahwa mereka perlu diversifikasi kanal penjualannya supaya audiens yang terjaring lebih beragam.

Pada sisi lain, Ninja Xpress mengungkap data tentang penjual social commerce di Asia Tenggara. Perusahaan mencatat, sebanyak 9 dari 10 orang mendirikan toko di marketplace atau menjalankan website sendiri untuk produknya.

Selain peluang yang hadir dari platform social commerce, ada beberapa tantangan yang dihadapi pelaku UKM. Sebanyak 50 persen dari penjual menyampaikan, mereka kesulitan menghasilkan konten yang efektif, dan 48 persen seller merasa sulit untuk mengejar algoritma platform.

Beberapa pelaku UKM buka suara. Doni selaku pendiri jenama Sneakershoot misalnya,menurutnya social commerce menyediakan peluang bagi brand yang diusungnya untuk membangun komunikasi dengan konsumen. Dengan kata lain, konsep social commerce memudahkannya berhubungan dengan konsumen.

Tantangan mendasar lain adalah google authority, yang mana UKM diwajibkan memiliki website. “Dengan Ninja Xpress membantu UKM membuatkan website artinya perusahaan berusaha membantu validitas UKM-nya,” ujar Doni.

Uriel Laguarda selaku pemilik jenama Pempek Belida menuturkan, dalam pemanfaatan social commerce penting untuk menampilkan konten yang tepat sasaran. Perihal lain, yakni terkait pengiriman produk cepat (makanan) dengan harga terjangkau. Hal ini dijawab dengan kehadiran Ninja Xpress yang harganya sangat terjangkau bagi UKM.

Lebih jauh, Pemilik Timonosd Agustina menyatakan bahwa pelaku UKM memang perlu beradaptasi dengan perkembangan social commerce. Hal ini termasukbelajar memahami algoritma media sosial sembari terus berkreasi dengan konten yang relevan.

Melihat tantangan yang ada, Ninja Xpress sebagai sahabat UKM lantas menyediakan Ninja Studio. Fasilitas ini adalah ruang eksplorasi bagi para pelaku UKM untuk membangun interaksi dengan customer secara luring.

Catatan saja, Studi Suara UKM Negeri Vol. 4 yang digarap Ninja Xpress melalui kerja sama dengan Milieu Insight ini melibatkan lebih dari 600 responden. Mereka berasal dari para pelaku UKM yang berjualan secara daring.

Adapun, istilah social commerce sebetulnya merujuk kepada platform sosial yang juga digunakan untuk mengembangkan basis pengguna, sehingga bisa dimonetisasi untuk berjualan.

Chief Marketing Officer Ninja Xpress Andi Djoewarsa mengutarakan, pada era digital yang dinamis dan transformatif ini sebaiknya pelaku UKM tidak bergantung kepada satu platform belanja dan transaksi.

Menurut dia, strategi multiplatform dapat meminimalisir dampak bisnis apabila salah satu platform sedang menghadapi isu tertentu.

“Kami juga mendorong pelaku UKM untuk terus mengembangkan potensi bisnisnya dengan mengembangkan situs daring UKM-nya masing-masing, dan memaksimalkan pemanfaatan social commerce untuk meningkatkan pendapatan,” tutur Andi.

Guna mengetahui lebih lengkap temuan riset Ninja Xpress dan Milieu Insight, Anda bisa klik di sini.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...