Anindya Bakrie Yakin Ekonomi RI Tahan Banting dari Krisis Timur Tengah
Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menyampaikan optimismenya ihwal fundamental perekonomian Indonesia yang tahan banting dari ancaman krisis Timur Tengah.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Anindya saat bertemu dengan Sekretaris Jenderal Kadin Internasional (International Chamber of Commerce/ICC), John Denton, di Kantor Pusat ICC, Paris, Prancis, Rabu (17/4).
Anindya menggarisbawahi bahwa kondisi makroekonomi RI memiliki daya tahan yang baik dalam mengarungi krisis baik yang datang dari eskalasi geopolitik maupun geoekonomi global.
“Kepada Sekjen ICC, saya menyampaikan optimisme bahwa Indonesia cukup kuat menghadapi tekanan dan ancaman krisis akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, termasuk pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pekan ini,” kata Anindya dalam keterangan tertulis di Jakara, Kamis (18/4).
Nilai tukar rupiah belakangan menembus lebel psikologis Rp16.000 per dolar AS. Bagi Anindya, itu bukan fenomena pertama yang terjadi. Dia menyebut pada April 2020 rupiah juga sempat bernasib sama.
Dia menduga, selain krisis Timur Tengah, perang dagang antara AS dan Tiongkok turut melemahkan kinerja Rupiah.
Meski begitu, Anindya positif bahwa ekonomi Ri masih kuat. Salah satu dasarnya adalah pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang masih di atas 5 persen.
“Ketika ekonomi global hanya tumbuh rata-rata 2 persen, kita dan segelintir negara, seperti India dan Tiongkok, yang mampu tumbuh di atas 5 persen,” ujarnya.
Indikator lainnya adalah laju inflasi yang terkendali. Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi per Maret 2024 sebesar 3,05 persen secara tahunan.
Adapun indikator rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga dalam rentang yang aman, yakni di bawah 40 persen. “Kita bandingkan dengan negara lain, tidak sedikit pasca-Covid-19 yang rasio utangnya masih tinggi bahkan di atas 100 persen,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Anindya turut menyampaikan ihwal kondisi politik yang kondusif turut mendukung perekonomian RI. Menurutnya, proses transisi kepemimpinan saat ini, dari Presiden Joko Widodo ke Presiden terpilih Prabowo Subianto.
John Denton pun menyampaikan proyeksi bahwa Indonesia menjadi harapan untuk menopang pertumbuhan ekonomi dunia. Selain itu, Indonesia juga diharapkan menjadi kekuatan penyeimbang geopolitik dunia.
“Apalagi, posisi Indonesia di di Indo Pacific sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar,” ujar Sekjen ICC tersebut.