Menyandang Predikat Kampus Hijau Digital, UT Raih Penghargaan KGIA 2025
Universitas Terbuka (UT) meraih penghargaan dalam ajang Katadata Green Initiative Awards atau KGIA 2025. Penghargaan itu diserahkan pada penyelenggaraan acara Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2025.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Terbuka (UT) Prof. Dra. Dewi Artati Padmo Putri, M.A., Ph.D mengapresiasi penghargaan yang diberikan. Hal tersebut merupakan sebuah pengakuan atas inisiatif hijau yang diinisiasi oleh Universitas Terbuka.
“Kami dari Universitas Terbuka sangat bangga mendapatkan penghargaan sebagai Green Campus Digital, karena kami betul-betul menerapkan digital learning ecosystem dalam segala aspek. Mulai dari manajemen di internal kami sudah paperless – tidak menggunakan kertas sama sekali bahkan tanda tangan pun sudah menggunakan tanda tangan elektronik. Pengadaan pun sudah menggunakan elektronik,” ujar Dewi yang mewakili Rektor UT, Prof. Dr. Ali Muktiyanto, S.E., M.Si di acara Katadata SAFE 2025 di Jakarta, Rabu (10/9/2025).
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Rektor IV Universitas Terbuka Prof. Rahmat Budiman, S.S., M.Hum., Ph.D., menyampaikan rasa syukur sekaligus harapannya agar penghargaan ini menjadi dorongan bagi UT untuk semakin konsisten menghadirkan inovasi berkelanjutan.
“Terima kasih kepada Katadata atas penghargaan Katadata Green Initiative Award 2025. Pengakuan ini menjadi dorongan bagi UT untuk terus memperkuat peran sebagai green university. Harapan saya, UT semakin konsisten menghadirkan inovasi dan kolaborasi berkelanjutan demi pendidikan tinggi yang ramah lingkungan dan berdampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Inisiatif Hijau Universitas Terbuka
Terkait inisiatif hijau, UT meluncurkan inisiatif Green Impact UT sebagai bagian dari transformasi kampus hijau berbasis digital.
Dari sisi lingkungan, UT menerapkan konservasi in-situ melalui manajemen limpasan air hujan hingga 50 persen volume harian dengan eco-drainage, lubang biopori, serta pembangunan danau buatan yang menjaga keseimbangan ekosistem flora dan fauna kampus.
Sementara konservasi ex-situ diwujudkan melalui kampus digital yang meminimalkan penggunaan kertas, mengurangi emisi karbon, dan memperluas jangkauan pembelajaran daring hingga pelosok negeri, termasuk wilayah 3T.
Tujuan utama dari program ini adalah meningkatkan akses pendidikan inklusif, mengurangi jejak karbon pendidikan dan mengintegrasikan nilai keberlanjutan dalam kurikulum. Selain itu, membangun ekosistem digital terbuka serta memperkuat peran sosial UT dalam pemberdayaan masyarakat.
Dengan langkah-langkah tersebut, UT tidak hanya menjadi pionir pendidikan jarak jauh yang berkualitas, tetapi juga memberi kontribusi nyata terhadap agenda Sustainable Development Goals (SDGs). Khususnya SDG 4 tentang pendidikan berkualitas, SDG 9 tentang inovasi dan infrastruktur berkelanjutan, SDG 11 tentang kota dan komunitas berkelanjutan, serta SDG 13 tentang aksi iklim.
Capaian ini semakin meneguhkan UT sebagai green university yang konsisten menghadirkan pendidikan tinggi berkualitas, ramah lingkungan, dan berdampak luas bagi masyarakat. Ke depannya, Universitas Terbuka berkomitmen untuk terus berinovasi dalam inisiatif-inisiatif yang berdampak positif bagi lingkungan.
“Dari waktu ke waktu kami selalu berinovasi. Kami harap, pada seluruh aspek kami bisa menggunakan digital system yang tentunya akan membantu negara kita, supaya jadi sangat ramah lingkungan,” terang Dewi.
Katadata Green Initiatives Awards (KGIA) diberikan kepada perusahaan yang berkomitmen pada praktik ramah lingkungan. Penghargaan ini menampilkan peran dunia usaha dalam menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
KGIA juga mendorong lahirnya inovasi dan penerapan praktik bisnis yang bertanggung jawab. Melalui hal ini, KGIA mendukung Indonesia menuju ekonomi hijau dan inklusif.
