Konferensi AFPC 2025, ASEAN Perlu Bangun Kolaborasi yang Inklusif
ASEAN for the Peoples Conference (AFPC) menyatakan negara Asia Tenggara perlu membangun kolaborasi yang inklusif serta menempatkan rakyat sebagai di jantung pembangunan.
Digelar pada 4-5 Oktober 2025 di Jakarta, AFPC merupakan konferensi pertama dalam sejarah ASEAN yang diadakan dalam skala besar, serta menghadirkan 116 organisasi masyarakat sipil, 100 pembicara, dan 6.000+ peserta publik.
Konferensi ini dirancang sebagai wadah inklusif berskala regional yang bertujuan untuk memperkuat aspirasi dan suara masyarakat sipil demi mendorong kerja sama yang berpusat pada rakyat.
Menteri Luar Negeri Thailand, Sihasak Phuangketkeow, menyatakan masa depan ASEAN 2045 bergantung pada visi people centered, yakni menempatkan warga ASEAN sebagai inti dari agenda penjaminan hak, martabat, dan kesejahteraan mereka
Dia optimistis bahwa penyelenggaraan AFPC telah menjadi momentum baik dalam mewujudkan ASEAN yang berpusat pada rakyat.
“Kita harus ‘walk the walk’ – mengubah dialog menjadi aksi konkret dan visi menjadi kenyataan. Jika kita bisa melakukan ini, ASEAN tidak hanya akan menjadi komunitas bangsa-bangsa, tetapi juga komunitas sejati dari rakyatnya,” kata Sihasak rilis kepada media di Jakarta, Kamis (9/10).
Sementara itu, Presiden Timor-Leste, José Ramos-Horta, memberikan penekanan pentingnya partisipasi akar rumput dan kolaborasi antara berbagai lapisan masyarakat.
Dia menggarisbawahi perlunya inklusivitas yang melibatkan akademisi, komunitas, mahasiswa, dan para pemimpin untuk membentuk visi bersama yang progresif bagi Asia Tenggara yang merupakan esensi dari ASEAN yang berlandaskan people-to-people connection.
“Libatkan semua orang, mereka yang ada di jalanan, di desa, di kota, di universitas, di komunitas keagamaan bersama para akademisi, mahasiswa, dan pemimpin politik untuk menulis visi yang berani bagi Asia Tenggara sebagai satu kesatuan yang inklusif untuk semua,” ujarnya.
Presiden Ramos-Horta juga menegaskan kembali pentingnya kesetaraan dan kolaborasi di antara masyarakat ASEAN, tanpa memandang lapisan sosial demi bagian dari upaya mewujudkan persaudaraan Asia Tenggara yang damai dan bersatu.
Dengan mengusung tema Harnessing Southeast Asia's Greatest Resource, AFPCI Dengan mempertemukan organisasi akar rumput, para pemikir, dan pembuat kebijakan,
Turut hadir sejumlah tokoh terkemuka di acara ini, di antaranya: Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta (2017–2022), Marty M. Natalegawa, Menteri Luar Negeri Indonesia (2009–2014), Dr. Kavi Chongkittavorn, Senior Fellow dari the Institute of Security and International Studies (ISIS), Yenny Wahid, Direktur Wahid Foundation, dan Sandiaga Uno, Pengusaha dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2020–2024).
