Mitigasi Banjir Jakarta: Waduk Dikeruk, Pompa Disiapkan, Pasukan Diterjunkan
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memperkuat langkah mitigasi banjir Jakarta seiring meningkatnya potensi cuaca ekstrem pada akhir tahun. Melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, sejumlah infrastruktur dan sumber daya disiagakan untuk mengantisipasi genangan di berbagai titik ibu kota.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, menerangkan langkah mitigasi dilakukan lewat optimalisasi infrastruktur pengendali banjir, seperti pembangunan waduk, situ, dan embung, serta sistem polder. Pemeliharaan badan air dan jaringan drainase juga digencarkan agar tetap berfungsi optimal.
“Dinas SDA menyiagakan 560 unit pompa stasioner di 191 lokasi dan 627 unit pompa mobile yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta. Pompa mobile digunakan untuk menjangkau lokasi genangan yang tidak dapat diakses pompa stasioner,” terang Ika.
Selain peralatan, pemerintah juga mengerahkan 3.908 personel pasukan biru di lapangan untuk memastikan penanganan banjir dapat dilakukan secara cepat dan terkoordinasi.
Pengerukan 704 Ribu m³ Lumpur
Dalam menjaga kapasitas tampung badan air, Dinas SDA melakukan pengerukan waduk, situ, embung, kali, dan saluran penghubung (PHB) di berbagai wilayah Jakarta. Hingga 17 Oktober 2025, volume pengerukan mencapai 704.523 meter kubik sedimen.
Kegiatan pengerukan berlangsung di 1.788 titik, dengan sebaran sebagai berikut:
+ 740 titik di Jakarta Timur
+ 276 titik di Jakarta Barat
+ 523 titik di Jakarta Utara
+ 89 titik di Jakarta Selatan
+ 160 titik di Jakarta Pusat
Untuk mendukung pekerjaan tersebut, Dinas SDA mengoperasikan 258 unit alat berat excavator dan 449 unit dump truck.
“Pengerukan dilakukan untuk menghilangkan sedimen, sampah, dan polutan di badan air agar aliran kembali lancar dan risiko banjir berkurang. Ketika sungai dikeruk, kedalamannya kembali seperti semula, memungkinkan air mengalir lebih cepat bahkan saat hujan deras,” lanjut Ika.
Pendekatan Alamiah dan Berkelanjutan
Selain infrastruktur teknis, Pemprov DKI mulai menerapkan pendekatan Nature-Based Solutions (NBS) dalam pembangunan waduk, situ, dan embung. Pendekatan ini mengedepankan keseimbangan antara fungsi ekologis dan kapasitas tampung air untuk pengendalian banjir yang berkelanjutan.
Pendekatan NBS berfungsi untuk mengurangi risiko bencana, meningkatkan kualitas air, mendukung keanekaragaman hayati, meningkatkan kesejahteraan sosial, serta efisiensi biaya dan keberlanjutan jangka panjang. Serangkaian langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan Jakarta dalam menghadapi potensi banjir saat musim hujan.
