4 Pemicu Harga Minyak Semakin Rontok

Image title
Oleh
9 Januari 2015, 17:42

KATADATA ?  JAKARTA - Harga minyak mentah, jenis Brent di pasar global terus merosot hingga menembus angka US$ 51 per barel pada 7 Januari 2015. Bahkan, dalam satu semester terakhir, harga minyak telah anjlok sebesar 55 persen. 

Dari berbagai berita di media internasional, setidaknya ada empat faktor yang memicu penurunan harga minyak dunia. Keempat faktor tersebut adalah peningkatan produksi shale gas di Amerika Serikat, kebijakan organisasi negara-negara eksportir minyak (OPEC) yang mempertahankan produksi minyak, peningkatan produksi minyak Rusia hingga menembus posisi tertinggi, serta perlambatan ekonomi dunia yang menyebabkan penurunan permintaan minyak global.

Untuk produksi shale gas, Amerika sukses mengembangkan sumber energi baru ini sehingga menjadikan AS muncul sebagai negara baru pengekspor bahan bakar. Pasokan shale gas yang melimpah dari Amerika membuat bukan hanya harga gas alam yang menurun, namun harga minyak dunia juga ikut terimbas karena pasokan sumber energi melonjak.

Dari sisi produksi minyak, negara-negara anggota OPEC sepakat untuk mempertahankan produksi minyak mentah di kisaran 30,5 juta barel per hari pada pertemuan November 2014 di Austria. Kebijakan ini membuat stok minyak mentah di pasar dunia melimpah.

Selain OPEC, produksi minyak Rusia, produsen utama dunia, juga terus meningkat. Dengan cadangan minyak terbukti sebesar 80 miliar barel, produksi negara ini terus naik dari 7 juta barel per hari pada 2001 menjadi 10,6 juta barel per hari pada 2014. Bahkan, diperkirakan akan mencapai 12,2 juta barel per hari pada 2040.

Perlambatan ekonomi dunia, khususnya Eropa dan Cina juga menjadi pemicu menurunnya permintaan minyak mentah global. Akibatnya, stok minyak mentah di pasar global semakin meningkat. Apalagi, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia sudah memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat.

Reporter: Leafy Anjangi
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami