Efisiensi Industri Telekomunikasi untuk Pengembangan Ekonomi Digital

Tim Riset dan Publikasi
30 November 2016, 14:41

Presiden Jokowi menargetkan Indonesia menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020. Pengguna telepon seluler dan internet yang terus meningkat bahkan melebih jumlah penduduk Indonesia menjadi modal untuk penggembangan industri digital nasional. Berbagai terobosan tengah diupayakan pemerintah untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Terlebih mengingat besarnya manfaat dari industri digital untuk ekonomi nasional.

Selama ini perkembangan teknologi informasi ini telah memberi kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, industri ini juga berdampak pada tumbuhnya berbagai industri penunjang. Industri manufaktur telekomunikasi nasional tumbuh, sedangkan impor ponsel dan komputer tablet menurun. Telekomunikasi juga membuka peluang bisnis dan menyerap tenaga kerja.

(Baca: Pemerintah Percepat Revisi PP untuk Dorong Penetrasi Internet)

Namun, sejumlah kendala masih harus dihadapi Indonesia untuk terus mengembangkan industri digital. Katadata Research menemukan adanya tiga kendala yang harus diselesaikan. Pertama, kualitas akses data internet masih timpang. Kedua, jangkauan sinyal seluler yang masih belum merata. Terakhir, kecepatan akses internet Indonesia masih di bawah rata-rata dunia meskipun pertumbuhan kecepatan internet cukup pesat.

Network sharing atau berbagi jaringan dianggap menjadi solusi mengatasi kendala-kendala tersebut. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, praktik network sharing dapat memberi manfaat yang lebih besar kepada masyakat sekaligus membangun industri telekomunikasi secara keseluruhan. Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi dipercepat untuk membuka praktik network sharing antaroperator dan mendorong penetrasi internet di seluruh Indoesia.

(Ekonografik: Potensi Ekonomi Digital Indonesia)

Katadata Research merangkum sejumlah manfaat yang diperoleh melalui sistem network sharing. Pertama, terdapat efisiensi biaya untuk semua penyelenggara jasa telekomunikasi. Kedua, adanya perluasan jangkauan dan akses internet ke masyarakat. Ketiga, peningkatan kualitas data dan suara. Keempat, harga produk menjadi lebih bersaing. Kelima, peluang bisnis digital terbuka dan produktivitas ekonomi digital meningkat.

1. Sektor Telekomunikasi Penggerak Ekonomi IndonesiaSektor Telekomunikasi Penggerak Ekonomi Indonesia

Sektor Telekomunikasi Penggerak Ekonomi Indonesia (Katadata)

Telekomunikasi adalah salah satu faktor strategis andalan perekonomian Indonesia. Sektor ini berperan sebagai mesin penggerak ekonomi yang selalu tumbuh paling kencang, rata-rata di atas 10 persen selama lebih dari satu dekade. Ini melebihi rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5-6 persen per tahun.

2. Efek Berganda Industri Telekomunikasi

Efek Berganda Industri Telekomunikasi
Efek Berganda Industri Telekomunikasi (Katadata)

Perkembangan teknologi informasi dan infrastruktur komunikasi yang diiringi kebijakan penyerapan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) telah mendorong pertumbuhan industri telekomunikasi Tanah Air. Geliat Industri ini ikut berkontribusi pada perekonomian nasional.

3. Menuju Raksasa E-Commerce ASEAN

Menuju Raksasa E-Commerce ASEAN
Menuju Raksasa E-Commerce ASEAN (Katadata)

Pemerintah bertekad mendorong perkembangan ekonomi digital. Potensi bisnis yang sangat besar dan sejumlah terobosan yang telah dijalankan diharapkan bisa membuat Indonesia menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di ASEAN pada 2020.

4. Jangkauan Sinyal dan Akses Data Belum Merata

Jangkauan Sinyal dan Akses Data Belum Merata
Jangkauan Sinyal dan Akses Data Belum Merata (Katadata)

Akses sinyal seluler secara umum sudah menjangkau 91 pesen desa di seluruh Indonesia, namun kualitas sambungan internet belum merata. Di Jawa, terutama Jakarta, kecepatan sinyal sudah kencang, yakni mencapai 7 Mbps. Tetapi di luar Jawa, kecepatannya masih rendah. Bahkan di Maluku dan Papua kecepatan mengunduh masih di bawah 1 Mbps.

5. Koneksi Internet Tumbuh Pesat, Tapi Lambat

Koneksi Internet Tumbuh Pesat, Tapi Lambat
Koneksi Internet Tumbuh Pesat, Tapi Lambat (Katadata)


Kecepatan akses internet Indonesia tercatat mengalami pertumbuhan tertinggi di dunia. Menurut laporan “State of the Internet” yang dirilis Akamai Technologies, kecepatan koneksi rata-rata internet Indonesia tumbuh 148 persen pada kuartal II-2016 terhadap periode yang sama pada 2015. Kendati begitu, kecepatan rata-rata internet Indonesia masih di bawah rata-rata dunia.

6. Tarif Interkoneksi Penyebab Ekonomi Biaya Tinggi

Tarif Interkoneksi Penyebab Ekonomi Biaya Tinggi
Tarif Interkoneksi Penyebab Ekonomi Biaya Tinggi (Katadata)

Tingginya tarif interkoneksi menjadi penyebab mahalnya tarif panggilan telepon antaroperator. Alhasil, ini menimbulkan pemborosan karena konsumen cenderung menggunakan lebih dari satu kartu subscriber identity module (SIM) untuk menghindari telepon antaroperator. Tarif interkoneksi juga menyebabkan rendahnya persaingan antaroperator sehingga mengurangi insentif dalam inovasi layanan yang lebih baik.

7. Dari Kompetisi Ke Kolaborasi

Dari Kompetisi Ke Kolaborasi
Dari Kompetisi Ke Kolaborasi (Katadata)

Network sharing atau berbagi jaringan merupakan kolaborasi dua atau lebih operator dan penyedia infrastruktur telekomunikasi untuk menekan biaya operasional dan belanja modal. Ada dua skema berbagi jaringan, yakni pasif dan aktif. Di Indonesia, skema kolaborasi masih bersifat pasif yakni sekedar berbagai lokasi pemancar, menara, keamanan, atau daya listrik. Sedangkan skema aktif yang meliputi jaringan transmisi dan frekuensi baru sebatas rencana.

8. 3 Keuntungan Network Sharing

3 Keuntungan Network Sharing
3 Keuntungan Network Sharing (Katadata)

Meski masih menjadi perdebatan, sistem network sharing atau penggunaan bersama jaringan diyakini akan mendorong pemerataan penetrasi akses telekomunikasi dan internet. Pelaku industri pun diuntungkan karena biaya investasi menjadi lebih murah.

9. Berbagi Jaringan Tekan Belanja Operator

Berbagi Jaringan Tekan Belanja Operator
Berbagi Jaringan Tekan Belanja Operator (Katadata)

Penerapan network sharing membantu percepatan perluasan akses telekomunikasi ke pelosok daerah. Dengan skema berbagi, maka tingkat utilisasi jaringan akan meningkat yang akan menaikkan volume traffic. Di saat yang sama, biaya layanan menurun seiring berkurangnya investasi yang harus dikeluarkan penyedia jasa atau operator. Berikut pengalaman di sejumlah negara.

10. Revisi PP 52 & 53 Jadikan Operator Lebih Efisien

Revisi PP 52 & 53 Jadikan Operator Lebih Efisien
Revisi PP 52 & 53 Jadikan Operator Lebih Efisien (Katadata)

Pemerintah berencana merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 52 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi dan PP Nomor 53 Tahun 2000 Tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit. Perubahan tersebut merupakan upaya mempercepat pembangunan infrastruktur telekomunikasi, sekaligus meningkatkan data saing operator sehingga dapat memberikan layanan yang lebih efisien.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami