Retak Sayap Boeing 737 NG
Pesawat buatan Boeing kembali mengalami masalah. Perusahaan asal Amerika Serikat itu menemukan ada retakan di bagian pickle fork, yakni yang mengikat sayap ke badan pesawat, di pesawat tipe 737 Next Generation (NG).
(Baca: Mengungkap Setahun Tragedi Lion Air JT610 & Nasib Pesawat Boeing Max 8)
Temuan adanya masalah ini ketika teknisi melakukan perbaikan pesawat di Tiongkok. Federal Aviation Administration (FAA) pun memerintahkan Boeing untuk memeriksa retakan serupa pada pesawat yang telah terbang lebih dari 30 ribu kali.
(Baca: Analisis Data: Efek Berantai Dua Tragedi Boeing 737-MAX 8)
Hingga akhir Oktober 2019, ada 50 dari 1.000 pesawat yang diperiksa yang mengalami retakan tersebut dan tidak boleh terbang untuk sementara (grounded). Retakan tidak hanya ditemukan pada pesawat yang telah terbang lebih dari 30 ribu kali, tetapi juga yang baru terbang kurang dari 27 ribu kali, salah satunya milik maskapai Australia Qantas.
(Baca: Boeing 737 Max 8, Dua Tragedi dalam Lima Bulan)
Sejumlah maskapai Indonesia telah mengandangkan pesawat Boeing 737 NG milik mereka yang retak, di antaranya Lion Air (2 pesawat), Sriwijaya Air (2 pesawat), dan Garuda Indonesia (1 pesawat). Sementara itu, Batik Air tidak menemukan keretakan pada pesawatnya yang bertipe sama.
Sebelumnya pesawat buatan Boeing terkena larangan terbang, yakni tipe 737 Max 8. Hal ini setelah terjadi dua kali kecelakaan dalam kurun lima bulan yang disebabkan sistem navigasi.