Potensi Di Balik 5 Agenda Utama Rapat Tahunan IMF-Bank Dunia
Indonesia mendapat kesempatan menjadi tuan rumah rapat tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia pada 8-14 Oktober 2018. Pertemuan ini akan membahas lima isu strategis seputar kondisi perekonomian global.
Pertama terkait penguatan sistem moneter internasional. Pemahaman akan dampak kebijakan normalisasi yang dilakukan negara maju dapat memitigasi potensi risiko. Sebagai contoh, kebijakan penaikan suku bunga yang dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) mempengaruhi depresiasi mata uang di negara-negara berkembang.
Kedua, isu mengenai potensi ekonomi digital yang sangat besar. Untuk sektor keuangan digital saja mampu meningkatkan PDB seluruh negara berkembang dengan total mencapai US$ 3,7 triliun. Selanjutnya terkait ekonomi dan keuangan syariah yang memiliki potensi ekonomi mencapai US$ 6,38 triliun.
(Baca : Target Utama Jokowi dari Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali)
Isu keempat adalah pemberdayaan perempuan. Menurut Analisa World Economic Forum (WEF), kesetaraan gender mampu meningkatkan produk domestik bruto (PDB) hingga US$ 5,3 triliun. Hal ini menunjukkan besarnya potensi perempuan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Tantangannya bagaimana memaksimalkan angkatan kerja perempuan.
Agenda strategis terakhir mengenai infrastruktur. Analisa International Monetary Fund (IMF) menunjukkan adanya gap yang signifikan antara negara maju, negara berkembang, dan negara berpendapatan rendah. Di sisi lain, hal ini menunjukkan bahwa negara berkembang dan negara berpendapatan rendah membutuhkan dukungan pembiayaan dalam pengembangan infrastrukturnya.
(Lihat : PDB Naik US$ 135M Bila Perempuan Setara)