Jebakan ‘Echo Chamber’ Pandemi
Meski kasus Covid-19 terus meningkat sejak kemunculannya awal Maret lalu, justru banyak masyarakat yang tidak percaya akan covid-19. Berdasarkan data Litbang Kompas (1/11), 11,8 persen masyarakat tidak melakukan tes Covid-19 karena tidak percaya adanya virus Corona. Di tengah pandemi pun banyak fenomena penganut konspirasi akan Covid-19, meremehkan penyakit Covid-19, bahkan tetap bepergian karena tidak peduli akan hal pandemi yang sedang berlangsung.
Berdasarkan pengumpulan informasi Pandemic Talks, hal ini terjadi karena karena adanya fenomena ‘ruang gema’ atau echo chamber. Fenomena ini menjebak pola pikir masyarakat dengan menutup ide atau informasi yang berbeda dari pemikiran atau hal yang dipercayai masyarakat tersebut. Keadaan ini disebabkan karena masyarakat sering kali mengumpulkan informasi yang homogen dan sesuai dengan apa yang dipercayai saja. Faktor yang paling utama adalah minimnya informasi yang berbasis data dan saintifik.
Hal ini dapat membahayakan di tengah pandemi. Pasalnya ini dapat memperparah proses penanganan Covid-19. Bahkan dapat memunculkan stigma dan membentuk polarisasi sosial di tengah masyarakat. Oleh sebab itu, masyarakat tetap harus bertumpu pada sumber resmi juga mulai mengenali literatur berbasis data dan fakta. Juga selalu mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan