Berjayanya Dinasti Politik di Pilkada 2020

Dimas Jarot Bayu
15 Desember 2020, 17:15

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 yang diselenggarakan secara serentak pada 9 Desember lalu banyak diikuti calon dengan latar dinasti politik. Nagara Institute mencatat, ada 124 calon kepala daerah yang merupakan anak, istri, suami, saudara, atau kerabat dari para pejabat inkumben di pemerintahan pusat atau daerah.

Sejumlah calon kepala daerah berlatar dinasti politik tersebut pun mampu melenggang mulus. Perolehan suara mereka unggul dibandingkan lawan-lawannya berdasarkan hasil hitung riil (real count) sementara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) per Senin (14/12) pukul 21.00 WIB. ((Baca: Jejaring Dinasti Politik di Pilkada 2020)

Salah satunya adalah putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka yang berpasangan dengan Teguh Prakosa di Pilwalkot Surakarta. Pasangan tersebut mampu memperoleh 86,5% suara dibandingkan lawannya, Bagyo Wahyono dan FX Suparjo.

Sementara menantu Jokowi, Bobby Nasution yang berpasangan dengan Aulia Rachman juga unggul 53,5% dibandingkan pasangan petahana Akhyar Nasution-Salman Alfarisi di Pilwalkot Medan. (Baca: Pertaruhan Dinasti Politik Jokowi, Anak, dan Menantunya)

Di Pilwalkot Tangerang Selatan, pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan berhasil mengungguli dua orang pesaingnya, yakni Muhammad-Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dan Siti Nur Azizah-Ruhamaben. Pilar adalah anak dari Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah yang merupakan adik mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.

Tatu sendiri kembali mengikuti Pilbup Serang bersama Pandji Tirtayasa. Ia mampu memperoleh 63,4% suara dibandingkan pesaingnya, Nasrul ulum dan Eki Baihaki.

Maraknya calon kepala daerah yang memiliki hubungan kekerabatan dengan pejabat disebabkan tidak adanya regulasi yang mengaturnya. Meski begitu, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ujang Komarudin, hal tersebut tidak berarti praktik dinast politik benar, karena menabrak etika politik. (Baca: Politik Dinasti Elite Istana di Pilkada 2020 & Akibatnya ke Demokrasi)

“Jadi seperti dipaksakan yang penting jadi, mumpung ayahnya lagi punya jabatan,“ kata dia.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami